Monday, September 13, 2010

MISTIK DAN MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA




MISTIK DAN MAKRIFAT SUNAN KALIJAGA

“Mempelajari ajaran Sunan Kalijaga sama dengan menggali khazanah lama yang berharga.Banyak kearifan tersimpan di dalam ajaran tersebut. Asal saja kita tidak mudah membidaahkan, maka kita akan menemukan mutiara-mutiara spiritual di dalamnya.”

Kata-kata Sunan, “ Obat , bagaimanapun baiknya adalah racun. Kerana itu, orang yang minum obat lebih dari takarannya akan mati. Ya, kerana obat itu racun! Memang dalam takaran yang tepat , dosis yang kecil , obat akan membunuh penyakit yang di tuju. Coba perhatikan sifat racun.Pembunuh! Dalam takaran yang kecil penyakitlah yang terbunuh. Tapi jika melebihi takarannya manusianya yang terbunuh.”

DOA SUNAN

SUNAN KALIJAGA menyusun beberapa doa dalam bahasa Jawa. Doa-doa yang di susunnya itu berupa kidung atau mantra. Di antara doa-doa dari Sunan, yang amat terkenal adalah kidung “Rumeksa ing Wengi” (perlindungan di malam hari) . Kidung ini juga dikenal sebagai “Mantra Wedha”. Sebagai doa penyembuhan. Kidung ini disebut mantra , kerana jika kidung ini di ucapkan dengan keyakinan yang tinggi akan menghasilkan kekuatan ghaib. Berguna untuk perlindungan dan penyembuhan.

Nabi Muhammad banyak mengajar-kan doa dan mantra. Semua buku”doa dan zikir” pasti memuat mantra. Dari bangun tidur, ke bilik air, berpakaian, makan, keluar rumah, bermusafir, bekerja hingga kembali pulang dan tidur.Terus menerus diiringi doa. Ada sebuah hadis yang berasal darri Abu Hurairah dan diriwayatkan oleh Ibnu majah. Pada waktu itu , Abu Hurairah bertiduran kerana merasakan sakit perutnya. Lalu, Nabi meminta Abu Hurairah untuk bangkit dan berdoa: “Bangkit dan berdoalah kerana sesungguhnya dalam doa terkandung kekuatan untuk penyembuhan.”

Ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam berdoa, yaitu keyakinan dan bahasa doa itu sendiri. Yang baik, tentu sahaja yang disertai keyakinan yang tinggi dalam berdoa, dan mengerti mana doa yang diucapkannya. Bahasa Sunan kalijaga itu Jawa maka disusunlah doa mantra berbahasa Jawa. Bagi ulama-ulama dan pahlawan silam yang berguru dengan Sunan pastinya mengubah doa tersebut kedalam bahasa Melayu, bahasa yang dimengerti oleh diri sendiri serta anak murid dan anak cucu keturunannya yang berbahasa Melayu.

Mengapa Sunan Kalijaga perlu menyusun mantra sendiri, kan sudah ada tuntutan doa dari Junjungan Nabi Muhammad ? Kan sudah jelas, bahawa doa itu akan lebih mudah di hayati dan di yakini bila bahasanya dimengerti. Dan, dalam doa yang dipraktikkan secara bersungguh-sungguh, terkandung kerja.”Berdoa artinya bekerja, bekerja artinya berdoa”, kata ungkapan Barat.

PERLINDUNGAN DIRI

Sunan kalijaga adalah seorang pragmatis. Dalam erti, pengetahuan yang dimiliki lebih terkait dengan urusan-urusan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Contohnya, ya kidung “rumeksa ing wengi” ini. Setiap hari manusia tidur, khususnya dimalam hari. Namun, malam tetap merupakan sumber berbagai macam kejahatan. Kerana malam merupakan tempat berlindung yang baik bagi perbuatan jahat, keselamatan diwaktu malam sangat penting, agar besoknya bisa melanjutkan kehidupan dibumi ini. Sunan menawarkan doa keselamatan di malam hari. Keselamatan merupakan bahagian pokok dari misi agama. Dan agama apa sahaja kurang memiliki makna bagi pemeluknya, jika tak ada keselamatan yang bisa ditawarkan kepada pemeluknya.

Dalam Al Quran sahaja ada surah yang dibaca sebagai mantra untuk perlindungan dari kejahatan di waktu malam. Surah lain yang dibaca untuk perlindungan diri ketika tidur adalah “ayat kursi”. Yaitu ayat 255 pada surah al baqarah. Tetapi Sunan tidak mengajarkan ayat tersebut untuk penjagaan diwaktu malam. Digalinya perbendaharaan spiritual jawa dan dipadukan dengan ajaran Islam. Lalu dihasilkannya tembang Rumeksa ing Wengi sebanyak 5 bait.

Kidung ini juga dimaksudkan untuk membebaskan diri dari serangan berbagai penyakit. Baik yang bersifat fisik maupun kejiwaan. Kerana itu, di dalam baitnya dinyatakan dengan tegas bahawa kidung ini menyelamatkan diri dari penyakit, semua petaka, jin dan setan, dan perbuatan orang yang salah. Guna-guna pun tak mau mendekat. Bahkan pencuri pun takkan mengarah pada orang yang mengamalkan mantra kidung rumeksa ing wengi. Bagaimana boleh terjadi? Ya boleh, mantra itu kalau dibaca dengan keyakinan dan penghayatan yang tinggi akan membangkitkan suatu daya.

Dengan kata-kata yang sederhana dan dimengerti serta diresapi oleh pembacanya, maka terciptalah energi metafisik dalam diri pembacanya. Perlu diketahui, bunyi atau irama lagu adalah bentuk-bentuk energi. Kerana itu, jangan heran bila tutur kata atau lagu yang di nyanyikan dengan merdu bisa mempesonakan pendengarnya. Energi yang timbul itulah yang selanjutnya membawa kita ke relung terdalam dalam kehidupan kita. Bangkitlah ingsun sejati kita. Tersambunglah daya itu dengan Guru Sejati yang selalu berhubungan dengan Sang Penguasa. Lalu, melalui pikiran kekuatan itu diarahkan kepada yang dituju. Yaitu, untuk pencegahan penyakit, penyembuhan, tolak bala dan petaka, menolak sihir dan guna-guna.

Mengapa mantra bisa mempunyai kekuatan? Sebenarnya, kekuatan metafisik itu melekat pada mantra atau kidung; kerana ayat, mantra atau kidung suci itu wujud dari kekuatan Ilahi. Tidak ada ayat sakti, meski pun dalam al Quran. Memperlakukan dengan hati yang bersih, keyakinan yang bersandar pada Allah semata-mata.

Sesungguhnya setiap orang ini telah dibekali “daya” dan “kekuatan” oleh Tuhan. Cuma, tidak setiap orang mampu membangkitkan daya dan kekuatannya. Sama seperti tangan dan kaki yang kita miliki. Ternyata tidak setiap diri kita ini mampu berbuat terampil dengan tangan dan kakinya. Doa mantra juga begitu. Meski kalimat doa yang dibaca sama, tetapi hasilnya bisa berbeza.

Setiap orang dianugerahi akal oleh Yang Maha Kuasa.Namun , nyatanya tidak setiap orang mampu menggunakan akal fikirannya. Tetapi kekuatan kidung, bukan lahir dari olah fikir. Daya dan kekuatan kidung merupakan hasil dari olah rasa!Didalam olah rasa itulah seseorang mampu menemui diri sejatinya. Ingsun sejati. Perlu diketahui bahawa “aku sejati” atau “ingsun sejati” atau “diri sejati” itu sama sekali berbeza dengan “ego”. Ego adalah “aku” yang dibungkus nafsu. Ego amat terikat oleh pengalaman indrawi. Kerana itu, sasaran ego adalah kepentingan diri sendiri. Pemuasan diri sendiri. Orang lain……., itu soal nanti.

INGSUN SEJATI

Ingsun Sejati ada di dalam rasa. Wa fi sirri ana. Di dalam “sirr” ada Aku. Kalimat ini saya petik dari sebuah hadis qudsi. Ya, didalam rasa itulah Aku. Jika ego memecah belah kemanusiaan, Ingsun Sejati menyatukannya.Jika ego memecah belah “Ingsun Sejati” menjadi serpihan-serpihan “aku”, Ingsun Sejati memegang kendali semua jenis keegoan.

Ego merupakan wujud Iblis yang ada di dalam diri manusia. Jika ego dilatih, akan dihasilkan pula kekuatan, tetapi itu kekuatan jahat. Kekuatan syaitan. Sifatnya hanya menjauhkan manusia dari kebenaran.Bila kita telah menemukan Diri Sejati kita , kita akan diiringkan menuju Guru Sejati, atau Roh Kudus yang ada di dalam diri kita. Dia sebagai tali penghubung antara “ingsun” dan Tuhan. Keyakinan yang kuat dari “Ingsun” yang mampu membangkitkan daya dan kekuatan yang ada di dalam diri. Sarana untuk membangkitkannya adalah mantra atau kidung suci. Kita sedar bahawa “tiada daya dan kekuatan kecuali pada Allah”. Daya dan kekuatan yang ada pada-Nya itulah yang kita berdayakan dengan membaca kidung.

Orang yang beriman menyedari bahawa daya dan kekuatan itu wujud dari Ud uni astajib lakum, “Mintalah kepada-Ku nescaya Aku kabulkan permohonanmu.”Jadi, yang mengabulkan itu adalah Allah. Mantra hanyalah sarana. Cuma alat! Daya yang timbul dari keyakinan dalam membaca mantra itu yang menyatukan antara “aku sejati” dengan “Guru Sejati” ke Samudera Kekuasaan, yaitu Allah sendiri.

Jadi, apa beza di antara ayat-ayat ruqyah seperti ayat-ayat syifa dan ruqyah pembakar jin dan jampi serta mantra? Kedua-duanya tidak mempunyai daya dan kekuatan dan hanya membawa kepada kesyirikan sekiranya mempercayai bahawa ayat-ayat itu mampu membakar dan membunuh jin serta menyembuhkan sakit. Kalau tiada keyakinan pada setiap ayat ruqyah yang dibaca , masakan setiap ayat khusus kepada setiap penyakit dan ayat tertentu khusus untuk membakar jin? Bukankah ini syirik yang nyata? Sedangkan jampi dan mantra tidak khusus untuk sesuatu penyakit, ia hanya suatu sarana / doa menyeru kepada Yang Maha Berkuasa akan pertolongan-Nya , satu kaedah bertawassul sepertimana yang di ajarkan oleh Rasulullah saw melalui Nama-nama-Nya yang Agung.

Kalau kita sudah langsung mendapatkan daya dari “Sang Sumber”, semua makhluk hidup yang ganas dan liar , akan memandang dengan kasih kepada diri kita. Urung, tak melukai kita. Mereka membatalkan niat mereka untuk mengganggu kita. Yang datang itu belas kasih. Orang mau meracun, tak jadi. Bukan pembaca doa tak dapat di racun , melainkan orang jahatnya yang urung tidak meracun. Daya yang dihasilkan dari membaca doa mantra itu yang mencegah orang yang akan berbuat jahat. Ingat, semua manusia itu berasal dari satu.

Mantra dibaca bukan untuk menghancurkan musuh atau lawan. Sifat mantra tidak menghancurkan, tetapi menolak! Kerana itu, mantra biasanya di sebut juga “doa tolak bala”. Dengan mantra tak ada bahagian alam yang dihancurkan. Namun, petaka pun ditolak kedatangannya. Yang dituju dalam pembacaan mantra adalah keharmonian di alam. Ada hadis yang di riwayatkan oleh Bukhari : “Orang yang berbelas kasih akan dikasih-sayangi oleh Ar-rahman. Maka, kasih-sayangilah yang ada di bumi, nescaya kalian akan dikasih-sayangi oleh mereka yang dilangit.”

Sekarang, mari kita semak ayat Al Quran yang menyatakan hubungan doa dan perkenan Allah. Pertama, jelas sekali bahawa Allah mengabulkan orang yang berdoa kepada-Nya yang tidak menyombongkan diri dari beribadah kepada-Nya. Ingat, ibadah tidak bererti semata-mata menjalankan ritual agama, tetapi kosong dari makna ibadah itu sendiri. Ibadah adalah penghambaan.

Tuhanmu berfirman, “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku menerima doamu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri untuk melayani-Ku, mereka akan masuk Neraka Jahannam dengan hina.” (Q.S. 40 : 60).

Kalau kita semak hadis Nabi, melayani Allah bererti melayani hamba-hamba-Nya. Memberi minum bagi yang kehausan. Memberi makan bagi yang kelaparan. Memberi pakaian bagi yang kedinginan. Mengobatkan bagi yang sakit (yang tidak punya wang untuk berubat). Mengurangi atau membebaskan penderitaan orang lain.

Inilah wujud ibadah yang sebenarnya, sedangkan salat, puasa, zakat dan haji hanyalah cara untuk mewujudkan ibadah yang sebenarnya. Dalam bahasa Arab, semua ritual itu di sebut sebagai riyadhah, atau latihan. Yang di tuju, ya takwa kepada Tuhan.

Kedua, Allah mengabulkan doa orang-orang yang memenuhi permohonan-Nya yang tetap berada dalam keadaan beriman. Hal ini tercantum pada Q.S. al-Baqarah 2 : 186, tetapi ayat ini tidak berdiri sendiri. Ayat ini terkait dengan beberapa ayat sebelumnya tentang puasa, sedangkan ayat 186 itu sendiri dalam bahasanya seperti berikut :

“Jika hamba-hamba-Ku bertanya tentang Aku, sesungguhnya Aku dekat. Aku mengabulkan orang-orang yang sungguh-sungguh berdoa kepada-Ku. Hendaklah mereka memenuhi-Ku dan dalam keadaan beriman kepada-Ku agar mereka berada dijalan yang benar.”

Jelas sekali bahawa yang disebutkan sebagai orang-orang yang berdoa dalam ayat ini adalah hamba-hamba yang berdoa. Hamba atau abdi adalah orang yang statusnya sebagai pelayan. Dalam hal ini, yang dimaksud adalah pelayan-pelayan Tuhan. Orang-orang yang memenuhi seruan Tuhan. Memenuhi seruan-Nya dalam keadaan beriman. Dengan kata lain, mengerjakan kebajikanan, dengan tulus.

Sunan Kalijaga menganjurkan orang-orang yang berdoa untuk melakukan mutih. Ya, puasa mutih. Yaitu, mengurangi makan, dan yang dimakan hanya nasi putih atau ubi-ubian yang tawar rasanya. Dan, minumnya pun cukup air tawar. Tak ada asin dan manis dalam makan dan minum.Berapa lamanya? Dalam setahun cukup 40 hari sahaja. Puasa mutih selama 40 hari sudah cukup untuk menurunkan emosi dan dorongan hawa nafsu lainnya.
Menurut Sunan, doa Rumeksa ing Wengi jika dibaca didalam air, dan airnya dipakai mandi dapat digunakan sebagai sarana untuk segera mendapatkan jodoh. Jika dibaca 11 kali ditengah malam, akan membebaskan yang bersangkutan dari himpitan hutang. Jika didahului dengan puasa sehari semalam, sambil dibaca tengah malam dengan mengelilingi permatang sawah/ladang maka tanamannya tak akan terserang hama dan penyakit. Juga bisa dibacakan pada nasi bekal perajurit yang bertempur agar memperoleh kemenangan dalam perang.

DOA RUMEKSA ING WENGI : terjemahannya

Ada kidung rumeksa ing wengi. Yang menjadikan kuat selamat terbebas dari semua penyakit. Terbebas dari segala petaka. Jin dan setan pun tidak mau. Segala jenis sihir tidak berani. Apalagi perbuatan jahat. Guna-guna tersingkir. Api menjadi air. Pencuri pun menjauh dariku. Segala bahaya akan lenyap.

Semua penyakit pulang ketempat asalnya. Semua hama menyingkir dengan pandangan kasih. Semua senjata tidak mengena, bagaikan kapuk jatuh di besi. Segenap racun menjadi tawar. Binatang buas menjadi jinak. Pohon ajaib, tanah angker, lubang landak, gua orang, tanah miring dan sarang merak;

Kandangnya semua badak. Meski batu dan laut mengering. Pada akhirnya semua selamat.Sebab badannya selamat, dikelilingi oleh bidadari, yang dijaga oleh malaikat, dan semua rasul, dalam lindungan Tuhan. Hatiku Adam dan otakku Nabi Sis. Ucapanku ialah Nabi Musa.

Napasku Nabi Isa yang amat mulia. Nabi Ya’kub pendengaranku. Nanti Nabi Daud menjadi suaraku. Nabi Ibrahim sebagai nyawaku. Nabi Sulaiman menjadi kesaktianku. Nabi Yusuf menjadi rupaku . Nabi Idris pada rambutku. Ali sebagai kulitku. Abu Bakar darahku dan Umar dagingku. Sedangkan Usman sebagai tulangku.

Sumsumku adalah Fatimah yang amat mulia. Siti Aminah sebagai kekuatan badanku. Nanti Nabi Ayub ada didalam ususku. Nabi Nuh didalam jantungku. Nabi Yunus didalam ototku. Mataku ialah Nabi Muhammad. Air mukaku rasul dalam lindungan Adam dan Hawa. Maka, lengkaplah semua rasul, yang menjadi satu badan.

Wallahu a’lam.

Sunday, September 12, 2010

PENYAKIT JIWA DAN PENYEMBUHANNYA

Pada zaman ini, budaya kehidupan materialistik(kebendaan) telah mengalami kemajuan yang sangat pesat dan luar biasa sehingga manusia mengalami zaman kegemilangan. Tujuan dan tuntutan hidup manusia pun meningkat baik dari segi kebendaan mahupun keilmua. Untuk mendapatkan kehidupan kebendaan itu mereka terpaksa membayar dengan harga mahal. Ada yang harus membayarnya dengan mengorbankan waktu rehat, ketenteraman dan kebahagiaan hidup hingga kesihatan sekalipun. Akibatnya mereka mengalami penderaan fizikal dan psikologi seperti munculnya rasa sedih yang berpanjangan, penyakit darah tinggi, diabetes, radang usus hingga ke schizophrenia (sejenis penyakit jiwa). Selanjutnya mereka pun perlu menghabiskan belanja yang mahal demi mendapatkan kesembuhan. Bahkan mereka harus mencari kesembuhan itu sehingga keluar negeri. Walaupun kadang-kadang penyembuhan yang dinanti tidak kunjung datang.

Dalam mencari penyembuhan itu seringkali hanya difokuskan kepada satu proses perubatan melalui ubat-ubatan dan pembedahan. Mereka melalaikan proses perubatan lain yang sebenarnya boleh mendatangkan penyembuhan iaitu mengeratkan hubungan dengan Allah swt. Rajin membaca Al-Quran, berzikir dan berdoa. Seorang muslim ketika ditimpa penyakit dia akan memohon penyembuhan kepada Allah swt terlebih dahulu selain meminum ubat-ubatan. Jika sentiasa taat beribadah kepada Allah swt, maka kehidupan akan selalu tenteram, tenang serta yakin ketika ditimpa sesuatu jenis penyakit.

Kajian ilmiah yang terbaru telah dilakukan didalam berbagai negara barat menyimpulkan bahawa ketenangan jiwa dan kekuatan iman pada diri manusia akan banyak membantu menyelesaikan berbagai masalah.Seorang ilmuan pernah meneliti dua kumpulan orang yang bukan muslim dengan cara memakai alat pendengar suara(earphone) ditelinga mereka. Pada kumpulan pertama dimainkan rakaman bacaan ayat-ayat Al-Quran. Pada kumpulan kedua dimainkan rakaman muzik dan lagu-lagu. Hasilnya orang yang sedang mendengar bacaan Al-Quran degup jantungnya adalah normal. Sedangkan yang mendengar muzik jantungnya berdegup kencang. Maha Besar Allah swt berfirman :

“Dan Kami turunkan dari Al-Quran sesuatu yang menjadi penawar dan rahmat.”
( Al-Isra’: 82 )


TERAPI RUQYAH UNTUK PELBAGAI JENIS PENYAKIT

Perkara yang perlu diperhatikan adalah syaitan mempunyai pengaruh yang sangat besar dalam menyebabkan penyakit, baik itu fizikal mahupun spiritual (kejiwaan). Semua itu disebabkan oleh kekuatannya yang mampu wujud dalam aliran darah seperti disabdakan oleh Nabi saw :

“Sesungguhnya syaitan hidup dalam diri anak Adam dalam aliran darahnya.”
(Muttafaq Alaih)

Salah satu bentuk gangguan syaitan pada manusia adalah marah. Kemarahan adalah sumber dari pelbagai jenis penyakit. Nabi saw pernah mewasiatkan kepada seseorang yang datang meminta nasihat kepadanya. Baginda bersabda :

“Jangan marah! Nabi saw mengulanginya hingga beberapa kali. Jangan marah….”
(HR.Bukhari)

Marah mempengaruhi keadaan kesihatan sebagai contoh adalah penyakit nyeri perut, radang usus besar. Semua itu adalah penyakit yang ditimbulkan oleh jiwa yang sedang beremosi. Bahkan pada sebahagian orang marah dapat merangsang timbulnya penyakit diabetes. Sebabnya adalah jiwa orang yang marah kerap menjadi gelisah. Marah juga dapat menyebabkan pening, pembekuan darah di kepala, lumpuh mendadak (strok), sakit jantung dan nyeri dada (angin pectoris). Kemarahan akan semakin merumitkan kesemua penyakit tersebut.

Selain penyakit diatas terapi ruqyah juga boleh menyembuhkan ketidak teraturan haid baik lambatnya atau masa berlangsungnya yang terlalu lama. Sebenarnya penyakit itu disebabkan oleh jin. Berdasarkan sebuah riwayat ketika Rasulullah saw ditanya tentang penyakit sebegitu banyak dua kali. Baginda menyebutkan bahawa itu adalah baki darah. Pada kali keduanya ketika baginda ditanya oleh Hamnah binti Jahsy :

“Saya mengalami istihadah yang sangat lama.” Baginda menjawab : “ Itu adalah gangguan syaitan.”
( HR.Tirmidzi)

Syaitan berusaha melambatkan masa pengakhiran haid baik dengan menahan aliran darah atau yang baru dibuka kembali alirannya setelah habis masa iddah. Ketika itu wanita tersebut tidak menunaikan solat dan tidak membaca Al-Quran dalam waktu yang lama, atau boleh jadi dia juga melukai tempat keluarnya darah sehingga wanita berkenaan tidak dapat membezakan apakah yang keluar adalah darah haid atau bukan. Dengan begitu dia menjadi ragu-ragu dan akhirnya berhenti solat.

Penyakit lumpuh juga boleh disebabkan oleh perilaku syaitan. Syaitan mencegah gerakan tubuh menjadi lumpuh dan ini terjadi pada sebahagian orang. Jika dibacakan ayat-ayat ruqyah dia akan berasa seperti dibius pada bahagian yang sakit. Jika tidak merasakan itu, maka hendaklah terapinya diulangi lagi sehingga syaitan atau jin yang mengganggunya betul-betul pergi meninggalkan tubuh tersebut.

Contoh lain adalah penyakit pada organ pencernaan dan sistem saraf pada tulang. Malah apa sahaja penyakit yang berkaitan dengan organ dan saraf adalah disebabkan keberadaan jin dan syaitan yang berada di saluran darah seperti mana sabda Nabi saw :

“Sesungguhnya syaitan hidup dalam diri anak Adam dalam aliran darahnya.”
(Muttafaq Alaih)
Apabila syaitan menyekat aliran darah, maka akan ada organ-organ berkenaan yang tidak akan menerima bekalan darah yang mana darah membawa oksigen, air dan zat-zat yang diperlukan oleh tubuh untuk diproses dan ditapis dan di salurkan pula kebahagian lain anggota badan. Ini akan mengakibatkan organ berkenaan kelihatan tidak berfungsi kerana tiada bekalan darah yang dialirkan yang mana darah juga membawa tenaga (arus elektrik) yang diperlukan tubuh untuk menjana dirinya (organ) untuk menjalankan pemerosesan sepertimana tugas asalnya . Akibatnya bila pihak hospital membuat pemeriksaan x-ray atau scan, akan kelihatan digambar bahawa sanya organ tersebut telah rosak samada mengecut, membengkak atau kelihatan ketulan batu yang terjadi akibat tiada proses penapisan yang sempurna.

Menurut Tuan Guru Ustaz Hj.Ahmad Che Din, Guru Utama Yayasan Angkatan Bina Jati Diri (ABJAD), melalui tulisannya didalam buku PENGHURAIAN MISTERI ALAM MELAYU yang diterbitkan oleh Pertubuhan Gerak Seni Silat ABJAD (A), Cawangan Selangor, kecepatan bergerak jin melebihi halaju cahaya. Umur jin tersangat panjang dan ada yang beribu tahun lama hidupnya. Jumlah banyaknya jin itu seluruh alam manusia daripada Adam sehingga kiamat X jumlah haiwan-haiwan X jumlah batu-batu X jumlah pasir-pasir dalam bumi dan tumbuh-tumbuhan ini hanya 1/10 jumlah keseluruhan jin. Manakala jumlah keseluruhan jin adalah 1/10 jumlah keseluruhan malaikat. Jumlah seluruh malaikat hanya Allah dan Rasulnya sahaja yang mengetahui.

Alam kediaman jin ialah lautan, daratan, udara dan ‘Alam Mithal’ suatu alam yang antara alam manusia dan alam malaikat. Jin dapat masuk kedalam tubuh badan manusia dan terus sampai ke urat nadi dan darah manusia. Jin dapat berjalan dalam tubuh manusia seperti arus elektrik mengalir dalam kabel penyalurnya. Jin juga dapat menguasai manusia sehingga ia dapat menimbulkan perkelahian sesama manusia, manusia kehilangan ingatan, hilang daya kemahuan dan kesedaran dan lain-lain lagi.

Jin boleh memasuki badan manusia samada di pinta sendiri oleh manusia atau tanpa di sedari oleh manusia itu sendiri. Jin mendampingi dan memasuki manusia melalui salah satu cara yang berikut, antaranya :-

1. Melalui khadam atau manusia itu sendiri menjadikan Jin sebagai sahabatnya.
2. Melalui “saka-baka”
3. Melalui sihir yang dilakukan oleh manusia lain ke atasnya.
4. Kerana manusia itu sendiri lalai dari mengingati Allah atau melakukan perkara-perkara yang di larang oleh Allah, bererti mendekatkan diri untuk di kuasai oleh Jin dan Ifrit.
5. Melakukan kejahatan terhadap jin tertentu seperti menjatuhkan sesuatu benda berat di sesuatu tempat yang ada jin, tanpa menyebut nama Allah sehingga menyebabkan kematian anak jin.
6. Kerana adanya Jin lelaki yang jatuh cinta kepada seorang perempuan yang suka bersolek atau wanita-wanita yang suka keluar rumah untuk memperlihatkan kecantikannya dan tidak memakai tudung serta suka mendedahkan aurat.
7. Melalui pengamalan jampi serapah, doa dan ayat-ayat tertentu yang boleh mendatangkan jin.

Apabila telah memasuki badan manusia, walau dengan apa cara sekali pun Jin tersebut akan mendiami salah satu tempat berikut di angguta tubuh badan manusia (walaupun mereka bebas bergerak-gerak dalam badan manusia). Antara tempat-tempat tersebut adalah :

1. Mereka berkumpul di mata kanan dan kiri. Sebab itulah jika seseorang itu membela atau telah dimasuki Jin dalam badan mereka, mereka tidak berani bertentang mata dengan orang lain.
2. Berada di mulut manusia, dengan itu manusia yang telah di masuki Jin amat suka bercakap benda-benda yang tidak berfaedah dan mendatangkan dosa seperti mengumpat, melaga-laga kan manusia lain dan sebagainya.
3. Berada di telinga kanan dan kiri, dengan itu manusia yang telah terasuk Jin tidak suka mendengar nasihat dan teguran yang baik serta amat suka mendengar perkara-perkara maksiat seperti muzsik yang melalaikan dan sebagainya.
4. Berada di hidung manusia, menyebabkan manusia suka menghidu benda-benda yang tidak eluk dan boleh merosakkan diri manusia sendiri.
5. Berada di ari-ari (pusat), menyebabkan orang tersebut mengalami sakit dalam perut dan pelbagai penyakit yang tidak boleh dikesan oleh doktor.
6. Berada dikemaluan manusia, menyebabkan manusia suka melakukan perkara-perkara maksiat seperti berzina dan sebagainya.

Jin Islam yang awam atau jin kafir suka merasuk manusia yang awam dengan berbagai-bagai cara kerana pada pandangan mereka manusia-manusia yang awam itu bukanlah manusia sebenarnya sebaliknya adalah rupa seekor binatang. Manusia yang khawas dan khawasil-khawas, jin tidak dapat merasuk mereka tetapi mereka itu datang pula untuk bersahabat.

Manusia yang selamat dari gangguan jin, iblis atau syaitan ialah manusia yang setiap waktu dan masa berada dalam tauhid Allah melalui lidah, anggota dan hati, iaitu berada dalam aqidah, syariat dan akhlak Rasulullah saw. Kata Ulama :

“Kun Ma`allah fain lam takun ma`allah, fakun ma`a man ma`allah fainnahu yu syiluka illah.”

Maksudnya :

“Hendaklah jadikan diri kamu beserta Allah, maka jika kamu tidak boleh jadikan diri kamu beserta Allah hendaklah jadikan diri kamu beserta mereka yang menyertai Allah, maka sesungguhnya yang demikian itu akan menyampaikan diri kamu kepada Allah.”

Selain penyakit-penyakit itu manusia juga sering mengalami suasana psikologi yang memerlukan terapi ruqyah.

Pertama : Kesedihan ( al-Hazan )
Kedua : Gundah ( al-Qalaq )
Ketiga : Tekanan ( al-Iktiab )

Alhamdulillah hampir semua orang yang pernah menderita penyakit yang disebabkan oleh syaitan berjaya disembuhkan dengan perubatan dan terapi ruqyah syari`yyah seperti penyakit kanser darah, darah beku yang menyebabkan kelumpuhan hujung tangan dan kaki ( syulal Ruba`i), mandul, diabetes, jantung dan lain-lain.


PENYAKIT KEKAFIRAN

Sesungguhnya Allah s.w.t. menjadikan manusia serta setiap anggota tubuhnya, dan setiap satu daripadanya mempunyai kesempurnaan tersendiri. Jika kesempurnaan itu lenyap, pasti seseorang akan merasa sakit. Selain itu Allah juga menciptakan kesempurnaan pada penggerak organ tubuh, iaitu hati. Jika kesempurnaan itu lenyap, maka timbullah rasa sakit bahkan penyakit itu sendiri, seperti rasa gundah, sedih dan murung.

Hati diciptakan untuk dapat mengenali PenciptaNya, cinta dan tauhid kepada-Nya, kegembiraan bersama Allah, keceriaan kerana cinta kepada Allah, merasa ridha kepada-Nya, bertawakkal, memberi kasih untuk kemuliaan-Nya, memusuhi siapapun kerana-Nya serta selalu berzikir kepada-Nya

Penyakit paling parah bagi hati adalah penyakit syirik, dosa, kelalaian, atau sikap meremehkan kecintaan dan keridhaan Allah, enggan bertawakkal kepada-Nya serta amat jarang bersandar kepada-Nya, lebih cenderung kepada selain-Nya, kecewa menghadapi takdir-Nya, atau merasa ragu terhadap janji dan ancaman-Nya.

Fungsi paling besar dari sembahyang adalah komunikasi hati dan jiwa kepada Allah, mendapat kesenangan dengan berzikir, menggembirakan diri dengan bermunajat kepada-Nya serta menghadap Allah menggunakan setiap anggota tubuh, kekuatan dan organ yang ada untuk menghambakan diri kepada-Nya, iaitu dengan meletakkan setiap organ tubuh pada kedudukannya serta sibuk dengan sembahyang hingga tidak lagi bergantung kepada sesama makhluk, bercengkerama dan berbual dengan mereka.

Hadis riwayat Ibnu Majah dalam Sunannya, menerusi hadis Mujahid, dari Abu Hurairah ia mengkhabarkan :

“Rasulullah s.a.w. pernah melihatku ketika aku sedang sakit perut. Baginda s.a.w. bersabda:”Wahai Abu Hurairah! Adakah engkau sakit perut?” Abu Hurairah menjawab : “Betul, wahai Rasulullah.” Rasulullah s.a.w. bersabda :
“Sembahyanglah, kerana sembahyang itu mengandungi ubat.”

Tidak diragukan lagi bahawa semua gerakan itu berfungsi menguatkan tubuh dan melenyapkan pelbagai unsur berbahaya terutama sekali melalui pancaran tenaga jiwa dan ketenteraman hati ketika mengerjakan sembahyang, kerana dengan itu tubuh menurut adatnya menjadi kuat dan penyakit lari.

Adapun penyakit kekafiran dan penyakit berpaling dari kebenaran yang diajarkan oleh para Rasul, lalu menggantinya dengan keyakinan atheisma adalah penyakit yang hanya mempunyai satu ubat, iaitu neraka :

“…api yang menyala-nyala.Tidak ada yang masuk ke dalamnya melainkan orang yang paling celaka, yang mendustakan (kebenaran) dan berpaling (dari iman…..)” (Surah Al-Lail : 14-16)


Allah s.w.t. berfirman :

“Perangilah mereka, nescaya Allah akan menyeksa mereka dengan (perantaraan) tangan-tanganmu dan Allah akan menghinakan mereka dan menolong kamu terhadap mereka, serta melegakan hati orang-orang beriman, dan menghilangkan panas hati orang-orang mukmin.”
(Surah At-Taubah : 14-15)



Rujukan : Al-Ilaju bil Quran (Hikmah Terapi Al-Quran) - Hishasyah binti Rasyid
: Penghuraian Misteri Alam Melayu – Ustaz Hj.Ahmad Che Din
: Rawatan Penyakit Menurut Konsep Sufi.