Friday, August 26, 2011

AJARAN SYEIKH ABDUL QADIR AL JAILANI

Asal Kejadian

Allah SWT pertama kali menjadikan cahaya atau nur yang disebut Nur Muhammad SAW, dari sifat jamalnya ( keindahanNya ). Rasulullah bersabda ; bahwa yang mula2 diciptakan oleh Allah adalah ruh Muhammad, ia diciptakan dari cahaya Ketuhanan, dan selanjutnya yang diciptakan pertama kali adalah Qalam ( pena ) dan akal. Disinilah kita tahu bahwa yang dilahirkan dan diciptakan pertama kali adalah suatu realitas ghaib dan bersifat rohani yang disebut; Nur, Ruh, Qalam, dan Akal dan ini merupakan realitas yang mempunyai banyak nama menurut fungsinya dan dari sudut mana kita memandangnya ( al-Maidah : 15 )

Dalam dunia sufi ini disebut Hakikat Muhammad ( realitas atau hakikat ) atau diberi gelar Aql al-Kull ( akal Semesta ) karena ia tahu dan melihat segala sesuatu, ia diberi gelar Qalam karena ia menyebarkan ilmu dan hikmah dan menzahirkan ilmu dalam bentuk huruf dan perkataan, ia juga digelari ruh karena ia hidup, bukan mati. Dan ruh itulah terbitnya segala yang hidup, oleh karena ia hidup maka digelari Ruh.

Ruh Muhammadiyyah

Atau Ruh Muhammad adalah Dzat atau sumber segala ygberwujud. Dialah yg awal dan menjadi hakikat alam semesta. Allah SWT menciptakan segala ruh dari ruhnya. Muhammad adalah nama bagi insan dalam alam gaib ( alam berkumpulnya ruh-ruh). Ia menjadi sumber dan asal segala perkara. Allah menciptakan alam karena Allah akan menciptakan Muhammad SAW. Dan tanda2 ini tepat, seperti yg dilihat oleh bapak semua umat manusia, yaitu Adam As, ketika selesai proses penciptaan, Adam melihat nama Muhammad di pintu surga bersanding dengan nama Allah, dan mengertilah Adam bahwa orang yg memiliki nama itu adalah semulia-mulia manusia yang akan diciptakan Tuhan diantara semua ciptaanNyadi kemudian hari.

Setelah lahirnya Nur Muhammad, Allah menciptakan pula ‘ arsy’, dan kelahiran Muhammad juga diikuti dengan penciptaan makhluk-makhluk yang lain serta arsyNya. Peristiwa ini berlaku menurut kehendak Allah dan masyi’ahNya, dan kemudian Allah menurunkan ruh atau makhluk-makhluk itu ke peringkat yang paling rendah, yaitu Alam Ajsam atau alam kebendaan yang konkret dan nyata, seperti disebutkan dalam ayat ini ;

” Kemudian Kami kembalikan dia ke tempat yang serendah-rendahNya”, (at-Tiin : 5 )

Allah turunkan Nur itu dari tempat asal kejadiannya, yaitu Alam Lahut ( alam ketuhanan) ke Alam Asma’ Allah ( nama-nama yaitu alam Penciptaan sifat-sifat Allah atau alam Akal Ruh Semesta ). Dari alam Asma’ Allah sana ruh-ruh itu turun ke alam Malakut. Disitu ruh-ruh itu dipakaikan dengan pakaian kemalaikatan yang gemerlap. Kemudian mereka diturunkan ke alam Kebendaan atau Ajsam yang terjadi dari unsur api, air, angin ( udara) dan tanah. Maka ruh itu dibentuk dengan diberi badan yang terjadi dari darah, daging, tulang, urat dan sebagainya.

Tuhan Maha Pengasih dan Penyayang

Tidaklah sekali2 pernah membiarkan ruh2 berada dalam kesesatan dan kejahilan, untuk itulah diutus rsul2 dan kitab agar tidak lalai,

“ Dan sesungguhnya kami telah mengutus Musa dengan membawa ayat2 Kami (dan kami peritahkan kepadanya ) Keluarkanlah kaummu dari kegelapan menuju cahaya terang benderang dan ingatkan mereka akan hari2 Allah “ ( Ibrahim : 5)

Manusia diharapkan dapat menegakkan sifat al jamal ( indah) karena Allah itu indah dan dari sinilah manusia akan menjejakkan kakinya di titian hakikah untuk mengenal Allah serta ber taqarub kepadaDzatNya yang maha besar ;
“ katakanlah; Inilah jalanku, aku dan orang2 yang mengikutiku mengajak kamu kepada Allah dengan hujjah yang nyata “9 Yusuf:108)

Basirah dan Mata hati

Allah memberi manusia mata kasar agar dapat melihat segala yang zaahir atau lahir dan untuk melihat hal gaib, Allah telah mengaruniai suatu penglihatan yang halus dalam hati yang dikenal denga basirah yakni mata hati atau mata ruh, dan ini akan terbuka dalam hati orang2 yang dekat atau kuat taqarrubnya dengan Allah dan tidak ada kekuasaan apapun di bum,I ini dapat memberikan basirah…karena manusia sangat memerlukannya untuk sampai kealam gaib yang merupakan rahasia2 Tuhan, dan hanya orang2 tertentu yang dikaruniai khusus olehNya,

“ …..yang telah kami berikan kepadanya rahmat dari sisi Kami dan yang telah Kami ajarkan kepadanya ilmu dari sisi kami (al kahfi :65)

Dan masuklah kembali menjadi golongan orang yang berjalan kembali meuju Allah, jangan menunggu sampai jalan tersebut tidak bisa dilalui lagi .

“ Dan bersegeralah kamu menuju ampunan Tuhanmu dan menuju surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan untuk orang2 yang bertaqwa. Yaitu orang2 yang menafkanhkan (hartanya) baik diwaktu lapang maupun diwaktu sempit, dan orang2 yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang lain. Allah menyukai orang2 yang berbuat kebaikan “ ( Ali Imran :133-134)

Ajaran risalah yang disampaikan pada manusia memiliki 2 kategori, nyata dan tidak, zahir dan batin, syariat dan ilmu atau hikmah, dan bila zahir dan batin bersatu , barulah seseorang itu dapat mencapai taraf hakikat,

“ Antara keduanya ada batas yang tidak dapat dilampaui oleh masing2 “( ar rahman :20)

Hakikat tidak dapat dicapai hanya melalui ilmu yang diperoleh Panca Indera, karena dengan hanya mengandalkan ini manusia tidak akan mengenal Yang asal atau Dzat.


Manusia dicipta untuk Mengenal Allah

Seandainya kita tidak mengenal Allah, bagaimana kita mau menyembahNya ? dan memohon pertolonganNya ?

Hikmah atau ilmu sangat diperlukan untuk mengenal Dia, dengan menyngkap tirai hitam yang menutupi cermin hati. Allah ibarat harta yang tersembunyi dan Ia ingin dikenali, maka dijadikanlah makhluk untuk mengenal Dia.
Dalam sebuah hadits qudsi “ Aku laksana harta yang tersembunyi. Aku ingin dikenali, karena itu Aku menciptakan makhluk “, jadi merupakan kewajiban bagi kita untuk mengenalNya, dan jelas bahwa tujuan Allah menciptakan insane adalah untuk mencari ilmu untuk mengenaliNya, dan ada 2 peringkat ilmu ma’rifah. Pertama , ilmu untuk mengela sifat2 Allah dan pendzahir kekuasaanNya, kedua, ilmu untuk mengenal Dzat Allah dan ini berpegang pada ruh al qudz ( ruh suci) yang diberikan pada insane agar dapat mengenali rahasia2 akhirat,

“ ……..dan kami memperkuatnya dengan ruh al quds…” (al baqarah :87).

Mereka yang mengenal Dzat Allah akan memperoleh ilmu melalui ruh suci yang terpencam dalam diri mereka masing2, baik yang ada dilidah kita ataupun hati kita.


Pentingnya ilmu Zahir

Harus diakui bahwa manusia memerlukan ilmu keyakinan (agama)untuk mengenal Allah, melalui agama manusia akan belajar pendzahiran (manifestasi) Dzat Allah yang terbayang dalam alam sifat dan nama (asma) Allah yang ada dimuka bumi ini. Dan seseorang harus berakhlak mulia dan menghindari dosa dan harus melawan nafsu dan egonya dan ini merupakan perjalanan yang panjang dan sulit …

“ …..maka barang siapa mengharapkan perjumpaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal saleh dan janganlah ia menyekutukan Allah dalam ibadah kepadaNya “ ( al kahfi: 110)

Ruh al Qudz tersebut diciptakan dalam wajah yang paling indah, dan keindahannya di hujamkan dalam hati dan di amamnahkan pada insane untuk menjaganya dan tingkatan ini dapat dicapai dengan taubah nasuhan …Laailahaillallah,

“ Ingatlah, bahwa dengan mengingat Allah maka hati menjadi tentram “ ( ar Ra;d :28)


Hati ibarat anak yang harus dijaga

Dalam dunia sufi, menyebut keadaan ruhani itu sebagai ‘tifli’ yang berarti bayi atau anak-anak, dan bayi hati adalah kesadaran orang-orang sufi yang diberikan karunia ilham tinggi oleh Ilahi. Kesadaran juga adalah insane yang sebenarnya, yang tidak terpuisah dengan Khaliqnya. Dan kesadaran inilah yang mewakili insane yang sebenarnya, didalamnya tidak ada jism (kebadanan) dan tidak menganggap dirinya sebagai jism, tidak ada hijab (tirai) karena nur yang memancar melalui pintu hati terus menjurus menuju kehadirat Dzat Allah yang mencipta.

Rasulullah pernah bersabda, bahwa di waktu-waktu tertentu ketika baginda hanya berduas dengan Allah, tidak ada sispapun menjadi pengantara atau penghalang baik itu malaikat yang dekat dengan Allah (nur Muhammad) yang merupakan pendzahiran pertama sekalipun ataupun nabi dan rasul,

“ Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri. Kepada Tuhannya mereka melihat “ ( al-Qiyamah: 22-23)

Nabi mengatakan, bila pada hari itu kita melihat Allah dengan sangat jelas seperti bulan purnama dan inilah kesadaran tinggi yang bila makhluk, malaikat, menghampirinya maka wujud jasmani atau fisiknya akan hangus terbakar menjadi abu dan seandainya tirai yang menutup sifat jalalNya itu disingkap sedikit saja oleh Allah, niscaya segalanya akan hangus sejauh mata memandang, tapi tidak demikian bila itu dikehendaki oleh Penciptannya seperti yang dialami oleh Rasulullah.


Kembali ke Asal


Manusia terdiri dari sifat jasmani dan ruhani, fisikal dan spiritual, badan dan ruh, kebendaan dan kejiwaan, zahir dan batin. Dan pada segi lahirnya umumnya sama saja tapi dari keruhaniannya pasti berbeda dan tingkatan nya diukur menurut makrifatnya kepada Allah. Dan untuk mencapai tingkatan tetrtinggi maka seseorang menetapkan 3 tujuan yang sebenarnya adalah 3 sorga :

1. Ma’wa (surga tempat kedamaian dan ketenangan) ini adalah surga dengan cirri kebendaan
2. Na’im (surga tempat nikmat Allah) dalam peringkat kemalaikatan
3. Firdaus (surga tinggi dalam peringkat keesaan atau kesatuan (dengan Allah), tempat tinggal para ruh, peringkat nama-nama (asma’) dan sifat Allah


Taqarrub mendorong manusia untuk Bersuci

Hendaknya seseorang berusaha mencapai destinasi (tempat yang dituju) dalam hidupnya dibumi ini, karena pada tingkat ini tidak ada perbedaan antara terjaga dan tertidur, karena dalam keadaan tidurpun ruh dapat melihat tempat asalnya, yaitu alam ruh dan kemudian kembali kejasad dengan membawa berita. Inilah mimpi yang benar dan peristiwa semacam ini ada 2 jenis, pertama secara peristiwa yang terjadi secara sebagian atau setengah-setengah saja seperti dalam mimpi, kedua, peristiwa yang utuh terjadi seperti Isra’ mi’raj nabi Muhammad SAW. Firman Allah :

“Allah memegang jiwa (orang) yang mati dan jiwa yang belum mati di waktu tidurnya, maka ditahanNya jiwa (orang) yang telah ditetapkan matinya dan ia melepaskan jiwa yang lain sampai waktu yang ditentukan. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berpikir” (az-Zumar : 42)

Tidurnya orang yang bijaksana lebih baik daripada ibadahnya orang yang jahil dan orang yang bijaksana adalah orang yang mencapai tahap ma’rifatullah dan semuanya dapat dicapai dengan Dzikrullah yang menenggelamkan dirinya de dalam Nurullah dan dalam Keesaan Allah.


Cara manusia Ber-Taqarrub ?

Cara yang baik untuk mencapai martabat kedekatan adalah dengan meditasi atau tafakur untuk mengenali hakikat Allah karena mengenali Dzat Allah adalah wajib bagi orang yang mengaku beriman kepada Allah.

Nabi bersabda, “Tafakur sesaat itu adalah lebih baik dari setahun ibadah, lebih baik dari 70 tahun ibadah bahkan lebih baik dari 1000 tahun ibadah “

Ada 3 perkara tentang tafakur atau meditasi ini :

Pertama : barang siapa bertafakur tentang suatu hal dan menyelidiki sebanyam, ia akan mendapat setiap bagian dari hal itu dan mempunyai banyak bagiannya yang lain pula, dan setiap bagian itu menerbitkan banyak lagi hal-hal yang lain, dan inilah tafakur yang nilainya setahun ibadah

Kedua : barang siapa bertafakur tentang ibadahnya dan mencari sebabnya dan mengenal seba itu, maka tafakurnya bernilai 70 tahun ibadah

Ketiga : barang siapa yang tafakur tentang mengenal Allah dengan azam yang kuat untuk mengenalNya, maka tafakurnya itu bernilai 1000 tahun ibadah.

“ Orang yang cinta memiliki pandangan Mata Basirah

Orang yang tak cinta, buta matanya tak menentu arah

Cinta itu sayap bukan daging dan darah

Boleh menerbangkannya kea lam malaikat dan berjumpa Allah “



Kekasih dengan Kekasihnya

Hanya habib ( yang pengasih) dapat mengenal Mahbub (yang dikasihi) dengan sempurnyanya. Orang yang dikasihi Allah itu serba indah pandangannya, tetapi terhijab ( terlindungi) pada pandangan manusia lain, tidak diketahui manusia tetapi dikenali oleh Allah dan mudahlah bagi manusia ini untuk melayarkan bahteranya menuju pelabuhan induk keruhanian taman Hazirah al-Quds. Karena orang yang mencintai Allah adalah orang yang telah mengosongkan dirinya atau memfanakan dirinya, tidak terasa wujud dirinya hanya yang wujud ialah Allah saja.


Ruh Al Quds

Allah SWT mula-mula menciptakan atau menzahirkan Ruh al Quds atau ruh suci dalam bentuk makhluk untuk meneruskan penzahiranyang paling sempurna dalam peringkat Alam Ketuhanan Dzat Yang Maha Tinggi dan di kehendakiNya ruh itu untuk turun kea lam fana ini di peringkat yang paling rendah yaitu ALam Ajsam atau fidikal (konkret). Tujuan utamanya adalah untuk memberi pelajaran kepada ruh suci dan untuk mengetahui pengalamannya dalam mencari jalan kembali kepada Allah SWT.

Dan dalam perjalanannya dari tingkat paling tinggi ke tingkat paling rendah, ruh suci tersebut menempuh berbagai alam atau peringkat, semula ia turun ke peringkat Akal semesta atau disebut peringkat Kesatuan ( Allah dan HambaNya) atau peringkat nama dan sifat atau lebih dikenal dengan Haqiqah Muhammadiyyah.

Dan bersamaan dengan ruh suci tersebut telah disediakan pula dalam dirinya benih-benih keesaan (tauhid) agar senantiasa mengenali penciptanya yang Esa itu. Dalam perjalanan mengarungi alam-alam peringkat Allah membekalinya dengan selimut pakaian Nur Allah ( cahaya ) . Dan mendapat gelar ruh Martabat tertinggi karena tingginya derajat yang diberikan Tuhan sejak ia diciptakan.

Peringkat selanjutnya adalah peringkat Alam Malakut, disini ruh suci disebut Ruh Bergerak atau Ruh Berpindah, mimpi yang benar termasuk dalam ala mini, dan selanjutnya ia akan masuk ke Alam Kebendaan, atau kebadanan atau jisim atau fisikal, ia mendapat pakaian jasmani yang berasal dari darah, daging, urat, tulang, dsb, dan diberi gelar Ruh Insan atau Ruh Manusia. Ruh suci diberi baju kasar agar dunia selamat dari kehancuran, karena bila alam kebendaan bersentuhan langsung dengan Ruh suci maka alam kebendaan akan hangus menjadi abu.

Ruh suci dihantarkan ke tempat terendah agar ia mencari jalan kembali keasalnya yaitu berpadu atau berdampingan dengan Allah SWT seperti ketika ia berada dalam pakaian daging, darah dan tulang itu. Melalui hati yang ada dalam badan kasar ini wajar bila ia menanan benih rasa kesatuan dan keesaan dan ia akan berusaha menyuburkan rasa berpadu dengan Allah SWT , Tuhan yang Menciptakannya .

Dalam bumi hati itu ruh suci menanam benih keyakinan yang dibekalkan kepadanya oleh Allah dari alam Maha Tinggi dan benih itu diharapkan menjadi pokok sebuah keyakina yang mengahsilkan buah-buahan yang rasanya kelak akan membawa ruh itu kembali naik ke tingkat demi tingkat hingga sampai ke hadirat Allah SWT.


Penciptaan Badan untuk Ruh

Allah menciptakan badan agar ruh dapat masuk dan menetap didalamnya, dan setiap ruh mempunyai nama tersendiri, dan Allah menyusun ruang-ruang dalam badan dan meletakkan ruh manusia diantara daging dan darah, selain itu menempatkan ruh suci ditengah hati manusia, suatu ruang yang indah dan halus untuk menyimpan rahasia antara Allah dan hambaNya Ruh-ruh itu berdiam dianggota badan dengan tugasnya masing-masing, keberadaanya seolah-olah berlaku sebagai pembeli dan penjual bermacam-macam barang sehingga mendatangkan berbagai hasil pula, seperti firman Allah SWT

“ Mereka membelanjakan sebagian dari rejeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan dan mereka mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi “ (Fatir : 29 )


Ruh dalam Badan

Dada adalah tempat bersemayamnya ruh dalam diri setiap insane manusia, tempat yang berhubungan dengan panca indera ini bertugas mengatur segala hal yang berkaitan dengan masalah syariat karena dengan ini Allah menjaga dan mentadbirkan keharmonisa alam nyata. Ruh tidak pernah mengingkari perintah Allah, tidak mengatakan tindakannya sebagai tindakannya sendiri, tetapi lebih karena ia tidak mampu bercerai dengan Allah, segala tindakannya merupakan satu kesatuan dengan keberadaan Allah, tidak da perpisahan antara aku dengan Allah …

“ …….barangsiapa mengharapkan perjumapaan dengan Tuhannya, hendaklah ia mengerjakan amal shole, dan tidak mempersekutukan seorangpun dalam beribadat kepada Tuhannya “ ( al Kahfi : 110 )

Dan Allah memberikan beberapa kelebihan bagi manusia yang memiliki ruhani yang tinggi berupa :

<-->Kemampuan melihat bukti-bukti wujud keberadaan Allah di dunia ini yang dimanifestasikan dalam sifat-sifat Allah

<-->Kemampuan melihat hal yang jamakdalam sesuatu yang tunggal dan yang tunggal dalam sesuatu yang jamak di mata kebanyakan orang awam

<-->Kemampuan melihat hakikat di balik alam nyata

<-->Perasaan dekat dengan Allah


Ruh dalam Hati

HAti adalah tempat bergeraknya ruh, dan ilmu yang mengulas tentang gerakan hati disebut Tariqah. Kerjanya berkaitan dengan 4 nama Allah, sebagaimana dengan 12 nama Dzat Allah , 4 nama tidak berhuruf dan tidak berbunyi sehingga nama-nama itu tidak dapat diucapkan :

“ Katakanlah ; Serulah Allah atau serulah ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Asma’ al Husna (nama-nama yang terbaik) “ ( al Isra’ : 110)

Manusia hendaknya berusaha mengetahui nama-nama Allah karena inti dari ilmu tasawwuf, kalimat Laa IlahaIlallaah melahirkan 12 nama Allah, setiap nama tercantum pada setiap huruf yang menyusun kalimat Laa IlahaIlallaah dan Allah akan memberikan nama kepada setiap huruf dalam proses kemajuan hati seseorang.

1. Laa IlahaIlallaah Tiada Tuhan kecuali Allah
2. Allah Nama Dzat
3. Huwa Dia
4. Al Haqq Yang Benar
5. Al Hayy Yang Hidup
6. Al Qayyum Yang berdiri sendiri kepadaNya segala sesuatu bergantung
7. Al Qahhar Yang Maha berkuasa dan perkasa
8. Al Wahhab Yang Maha pemberi
9. Al Fattah Yang Maha Pembuka
10. Al Wahid Yang Satu
11. Al Ahad Yang Maha Esa
12. Al As Samad Sumber, puncak segala sesuatu

Pada setiap tingkatan ( 4 tingkatan) yang dilalaui ruh terdapat 3 buah nama yang berbeda dengan cara inilah Allah dapat memegang hati kekasihNya yang sedang dalam perjalanan cinta menuju kepadaNya.

“ Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan akhirat “ ( Ibrahim : 27 )

Dalam pergerakannya ruh selalu memandang ke Alam Malakut, alam yang identik dengan kebaikan dan dialam ini ruh dapat melihat surga alam malakut beserta para penghuni, cahaya dan para malaikat yang berada di dalamnya. Dan melakukan percakapan tanpa suara dan dalam percakapan itu pikiran akan selalu berputar mencari rahasia-rahasia atau makna dalam batin dan setelah manusia kembali kepada Sang Pencipta, rahasia-rahasia itu akan bertahta diakhirat yaitu surga Na’im, surga yang penuh dengan kenikmatan yang tiada bandingnya. Tempat ruh yang paling tinggi adalah di tengah hati yaitu ‘hati bagi hati’.

Wednesday, August 24, 2011

PULAU BESAR & KELUARGA SAYYID THANAUDDIN


Setelah Hang Jebat di tikam,di ceritakan 3 hari 3 malam beliau mengamuk dan membunoh PEMBODEK Sultan, Sultan Mansor lari ke Kelang iaitu rumah asal Tun Perak.Tun Perak adalah penghulu Kelang. Setelah Hang Jebat meninggal dunia, di kata kan mayat nya di bawa ke Pulau Besar terletak di pantai selatan Negeri Melaka. Terdapat 9 buah pulau dalam Gugusan Pulau Besar iaitu:

1.Pulau Besar
2.Pulau Serimbun
3.Pulau Lalang
4.Pulau Burung
5.Pulau Nangka
6.Pulau Hanyut
7.Pulau Dodol
8.Pulau Hantu
9.Pulau Undan.

Dalam 9 buah pulau hanya ada 2 buah pulau di diami olih manusia iaitu Pulau Undan,rumah api dan Pulau Besar.

Pulau Besar di buka kira kira tahun 1400M, hampir sama dengan pembukaan Melaka atau mungkin lebih dahulu !!!Penduduk asal Pulau ini ialah Orang Jakun(laut),Jawa dan Maluku bukan Bugis sperti diperkatakan.

Di Melaka,Pesantren pertama di buka oleh Maulana Sayyid Abdul Aziz bin Sayyid Muhyidin Abdul Qodir Jailani di satu tempat bernama UPIH,sekarang ialah TENGKIRA.Masjid Tengkira adalah salah satu masjid tertua di Melaka.Pesantren ini tidak formal.Pada tahun 1440M Sayyid Thanauddin(Adi Putra) sampai ke Melaka beliau terus memilih Pulau Besar untuk dijadikan tempat belajar ILMU KEROHANIAN SUFI. Di Pulau ini juga Daeng Mempawah bin Raja Bajung belajar dan berguru dengan Datuk Sayyid Thanauddin/Adi Putra. Daeng itu ialah Laksamana Hang Tuah.Jadi yang menjadikan Pulau Besar Pesantren pertama Nusantara ialah Saiyyid Thanaudin/Adiputra/Panglima Hitam.

Pada tahun 1495M, satu rombongan Ulama dari Arab dan Pasai telah tiba di Pulau Besar. Rombongan ini di ketuai oleh Maulana Ishaq dan Syeikh Sultan Ariffin Sayyid Ismail beserta dengan 16 orang ulama dan keluarga mereka. Mereka bergabung dengan Datuk Adiputra yang menjadi tenaga pengajar di Pulau Besar.Di masa ini lah Sunan Giri, Sunan Kalijaga, Syeikh Subatris dan Syeikh Abdul Jalil/Siti Jenar datang menuntut ilmu di Pulau ini.Datang pada waktu yang lain ialah Puteri Mas Nyawa dan suami nya Pati Unus/Raden Abdul Qodir Al-Idrus.Di samping itu turut belajar ialah Sultan Mahmud Syah sendiri.

Pada tahun 1510M Datuk Adiputra wafat, Ketua Ulama diambil alih olih CUCU SAUDARA nya Maulana Ishaq. Dan bila Maulana Ishaq wafat pada tahun 1512M jawatan Ketua Ulama diambilalih oleh menantu nya Syeikh Sultan Ariffin Saiyid Ismail. Dan hingga lah di hancurkan oleh PORTUGIS pada tahun 1521M.Selepas itu Pulau Besar hanya lah sebagai tempat berkumpul nya nyamuk dan agas, tiada lagi tempat belajar agama secara pesantren. Mungkin ada yang belajar secara tidak formal atau bersembunyi dan berahsia, kerana masih ada saki baki keturunan dari Syeikh Ismail di Pulau bersejarah ini tetapi nama dan identiti mereka telah bertukar menjadi orang kampung biasa.

Di Pulau Besar memang terdapat makam para ulama seperti Maulana Ishaq, Sayyid Thanudin, Sayyid Ismail dan makam para shuhada seperti Raden Abdul Qodir/Pati Unus,Raden Abu Bakar,Raden Abu Syahid dan Syarifah Siti Zubaidah. Sebenar nya banyak lagi makam para shuhada yang tidak ketahui nama nya kerana mereka di kebumikan dalam makam yang satu di panggil ‘MAKAM SERIBU’.

Bila hari kebesaran Islam seperti Maulud Nabi atau Awal Muharram pengunjung nya mencapai 7000 orang, sampai kan untuk mandi pun kena tunggu tengah malam,kerana perigi nya kekeringan air…perigi ada 7 buah yang masih boleh di gunakan !!!.

Dang Wangi / Baru / Inangsih adalah isteri Hang Jebat. Bapa nya ialah Maulana Sayyid Thanaudin. Pulau Besar di buka dan di majukan olih Datuk Adi Putra dan kelurga nya . Dang Wangi mengkebumikan Jenazah Hang Jebat di hujung Pulau. Dang Wangi memang berkeluarga dengan Maulana Ishaq dan semua penduduk di Pulau itu. Dang Wangi pangkat nenek saudara bagi Maulana Ishaq bin Sayyid Ibrahim Asmoro bin Sayyid Husin Jamdil Kubra. Dang Wangi binti Sayyid Thanaudin bin Amir Sayyid Syah Jalaludin. Sayyid Thanaudin dan Sayyid Husin adalah adik beradik. Di Pulau ini berkumpul nya keturunan Maulana Sayyid Husin Jamadil Kubra. Isteri Maulana Ishaq iaitu Syarifah Siti Fatimah binti Sayyid Ali Nurul Alam,juga cucu kepada Sayyid Thanaudin.

Selepas Sultan Mansor balik ke kota Melaka, baginda insaf atas kekhilafan nya membunoh Hang Jebat dan atas nasihat Tun Perak, baginda tahu ada udang di balik batu, kenapa kah Hang Tuah dan Hang Jebat mesti dimusnahkan. Setelah itu baginda mengarahkan supaya mayat Hang Jebat di kebumikan di Kampung Kuli. Tapi sebenarnya seorang pun tidak tahu dimana kah mayat Hang Jebat di kebumikan, sangat di rahsiakan . Makam yang di Kampong Kuli adalah makam Peringatan. Peristiwa sebenar banyak di seleweng kan oleh pembesar-pembesar yang benci kepada Hang Tuah dan Hang Jebat. Bertambah pula yang mendominan perintahan Kesultanan Melaka ketika itu ialah orang Tamil Muslim. Mereka yang membunuh Sultan Abu Syahid, menyuruh bunuh Hang Tuah, meracun Sultan Alaudin dan mendidik Sultan Mahmud menjadi ‘kaki perempuan’. Dan mereka juga yang menjadi pembelot bila Melaka di serang Portugis.


MAKAM HANG KASTURI

Di Jalan Gelenggang dikatakan Makam Hang Kasturi. Jika baca Sejarah Cina, yang menderhaka adalah Hang Kasturi dan Sejarah Melayu mengatakan yang derhaka ialah Hang Jebat. Dalam Sejarah Melayu di tulis begini ”Maka bangkai Hang Jebat pun di tarik orang lah ke laut, maka segala anak bini nya semua habis di umbut (di halau) datang kepada kaki tiang dan tanah bekas rumah habis di gali di buang ke laut “. Apa kah makna dari tulisan ini ?. Bermakna TIDAK MUNGKIN MAKAM HANG JEBAT DI BINA DEKAT DENGAN ISTANA MELAKA! Mayat nya di buang ke laut, dan sangat betul lah cerita orang-orang tua, mengatakan Mayat Hang Jebat di bawa lari, entah kemana. Dulu kisah ini sangat dirahsiakan!

RIWAYAT HIDUP LAKSAMANA HANG NADIM (1436-1556 MASEHI)

Nama asal beliau ialah Hang Nadim,di lahir kan pada tahun 1536M di Pulau Besar. Bapa nya ialah Hang Jebat, seorang Panglima Sultan Mansor Syah. Hang Jebat ialah Datok Bentara Kanan. Ibu beliau Dang Wangi atau Dang Baru atau Dang Inangsih binti Sayyid Thanaudin. Setelah bapa nya di bunuh, ibu nya melarikan diri ke tempat datuk nya iaitu Pulau Besar. Penduduk Pulau itu banyak yang berketurunan Sayyid Thanaudin dan Maulana Ishaq. Setelah Sayyid Thanauddin membuka Pulau ini pada tahun 1420M, Pulau Besar amat terkenal menjadi Pusat Kesufian Islam. Banyak Ulama dari Pasai, Kelantan/Cermin dan Jeddah datang. Pada tahun 1495M rombongan Ulama Pasai yang di ketuai Maulana Ishaq atau Maulana Yusof dan Sayyid Ismail datang ke pulau itu. Rombongan ini berjumlah 46 orang,iaitu terdiri 6 orang perempuan dan 40 orang lelaki,kebanyakan nya adalah Ulama.

Setelah lahir Hang Nadim, beliau di serah kan kepada Hang Tuah untuk di didik. Anak yatim ini di didik olih Hang Tuah seperti anak nya sendiri. Hang Tuah juga ada anak lelaki iaitu Tun Biajid dan Tun Guna. Ketiga mereka ini di didik dengan ilmu ugama dan ilmu persilatan. Pondok Pesantren waktu itu di Upih dan Pulau Besar. Mereka di hantar ke Pulau Besar. Waktu itu Sayyid Thanaudin masih hidup lagi. Sayyid Thanauddin wafat pada tahun 1510M dan makam nya ada di Pulau Besar. Setelah dewasa Hang Nadim di kawinkan dengan Tun Mas Jiwa binti Hang Tuah. Laksamana Hang Tuah masih menjadi Laksamana Melaka. Setelah Laksamana Hang Tuah “Hilang”, jawatan Laksamana di serah kan kepada Laksamana Khoja Hasan. Khoja Hasan sebelum itu berjawatan Temenggung. Setelah Khoja Hasan menjadi Laksamana,jawatan Temenggung di berikan kepada Temenggung Tun Hasan bin Tun Mutahir.

Pada tahun 1510M satu peristiwa yang dahsyat berlaku. Atas kianat orang Tamil Muslim terjadi lah Pembunuhan 4 orang Pembesar Melaka iaitu;

1.Bendahara Tun Mutahir…Bendahara
2.Temenggung Tun Hasan, anak Bendahara
3.Tun Ali, menantu/anak saudara Bendahara
4.Seri Nara DiRaja, Abang Bendahara dan besan Bendahara

Selepas peristiwa ini Laksamana Khoja Hasan pula dipersalahkan kerana tidak siasat hal yang sebenar. Khoja Hasan dipecat dan dihalau dari Melaka. Laksamana Khoja Hasan balik ke Pasai dan menuntut lagi ilmu ugama. Beliau ialah anak Ulama yang mentafsir kan kitab Daru’il Mazlum iaitu Maulana Sayyid Ibrahim Patakan Ismail bin Maulana Sayyid Barkat Nurul Alam bin Maulana Sayyid Husin Jamadil Kubra. Maulana Sayyid Patakan Ibrahim Ismail ialah bapa kepada Maulana Malik Ibrahim…. Maulana Malik Ibrahim ialah KETUA WALI SONGO juga dikenali juga dengan SUNAN MAGHRIB. Nama sebenar Laksamana Khoja Hasan ialah Maulana Sayyid Fadillah. Dikatakan beliau lah yang menewaskan Portugis dan membuka Pelabuhan Sunda Kelapa menjadi JAYAKARTA atau JAKARTA.

Setelah jawatan Laksamana kosong, jawatan ini di berikan kepada Hang Nadim. Dimasa Portugis menyerang Melaka pada tahun 1511M, beliau lah Laksamana Angkatan Laut Melaka. Pada masa itu Melaka mempunyai 100,000 orang tentera dan ada 3000 pucuk meriam. Kekalahan tentera Melaka ini bukan disebabkan KEKUATAN TENTERA PORTUGIS, tetapi kerana ada pembelot dari kalangan orang Cina,Tamil Muslim dan Jawa. Orang orang ini menjadi pedagang di Melaka dan konon nya TIDAK PUAS HATI KE ATAS CUKAI YANG DI KENAKAN. Pada permulaan Perang, Portugis hampir kalah..tetapi Ketua Orang Jawa iaitu Utimur Raja menjadi pembelot dengan memberitahu kelemahan dan PETA Kota Melaka. KOTA MELAKA bukan A FORMOSA. Kota Melaka di dirikan oleh Tun Perak, dari kawasan Kota A Formosa terus ke Limbungan bawa ke Durian Daun bawa ke Semabok dan terus ke Bukit Senjuang dan terus ke Banda Hilir. Kota Melaka yang asal menutup satu bandar Melaka. Di Dataran Pahlawan, dulu nya laut, masih ada lagi sisa sisa Kota Melaka. Mesti diingat A Formosa ialah KOTA PORTUGIS bukan Kota Melaka.

Setelah Melaka kalah, Sultan Dan pembesar Melayu lari ke Pagoh. Masih ada lagi tinggalan mereka di Pagoh, Segamat. Dari Pagoh mereka menyerang Portugis kembali.Tentera Portugis menghancurkan Pagoh dan Sultan Mahmud lari kearah Kota Seluyut dalam Daerah Kota Tinggi.Serangan tetap di buat ke Melaka di ketuai Tun Biajid dan Laksamana Hang Nadim. Tun Biajid lari ke Pasai kemudian ke Patani dan kemudian ke Pahang. Pada akhir Tun Biajid, beliau menetap di satu tempat di Pahang. Laksamana Hang Nadim pula mengikut Sultan Ke Johor. Tun Guna bin Hang Tuah meninggal dunia semasa serangan Portugis di Kota Bentayan, Pagoh. Laksamana Hang Nadim banyak berkhidmat dengan banyak Sultan Melaka dan Johor, seperti Sultan Mahmud 1, Sultan Ahmad Syah, Sultan Alauddin Riayat Syah 2 (Sultan Johor 1), Sultan Alaudin Riayat Syah 3. Beliau juga yang membina Kota Bintan dan juga Makam Tauhid di Kota Tinggi. Selepas mendirikan Makam Tauhid beliau “HILANG”.

Dimasa itu Sultan Johor ialah Sultan Abdul Jalil Ali Munghayat Syah. Bendahara nya ialah Tun Seri Lanang.

Dikatakan juga Makam Laksamana Hang Nadim berda di Pulau Besar di samping makam bonda dan ayahanda nya. Dulu, kawasan di seliling Keramat Tempayan Pecah memang ada makam lama. Tetapi sangat sayang sekali, sekarang makam makam ini telah di ratakan untuk membuat padang golf.

Tiga buku iaitu Sulalatus Salatin, Sejarah Kesultan Johor dan Sejarah Melayu dan Bugis boleh dirujuk.“Hang” adalah pangkat yang di beri oleh Sultan Mansor Syah ke pada Hang Tuah dan 7 orang lagi sahabat nya di ketuai oleh Tun Bija Sura. Pangkat dan gelaran Hang ini di berikan sebelum kedatangan Puteri Hang Lipo.

PERIGI TEMPAYAN PECAH

Suatu ketika dahulu, terdapat seorang nenek kebayan yang mempunyai tujuh orang anak lelaki. Setiap seorang mempunyai kelebihan yang tertentu. Pada suatu hari, nenek kebayan hendak keluar mencari akar kayu untuk dijadikan ramuan ubat-ubatan. Beliau berpesan kepada anak-anaknya supaya menyiram tanaman di kebun bunga dan herba. Hanya yang bongsu menyiram tanaman tersebut.

Proses menyiram adalah sangat rumit sehingga si bongsu ini terfikir untuk mengangkat air dengan menggunakan tempayan sahaja kerana beliau mempunyai kekuatan seperti ’Badang’. Ini bermakna dengan hanya sekali angkat sahaja dari perigi sudah dapat air satu tempayan.

Suatu hari, sewaktu hendak menyiram, tempayan yang penuh berisi air itu terhempas. Si bongsu lantas terus mengorek lubang di tanah dan menanam tempayan yg pecah itu di dalam lubang tersebut. Tiba-tiba, terpancut mata air keluar di dalam tempayan yang pecah itu. Walaupun airnya keruh tapi ia tidak berbau. Sehingga sekarang perigi tempayan ini terus mengeluarkan air dan dipercayai tidak pernah kering.


Perigi Tempayan Pecah tidak asli lagi. Mulut Tempayan yang asli berada di dalam air dan 6 kaki dari permukaan air itu. Itu lah jika rakus hendak kan PEMBANGUNAN, Sejarah 'orang-orang lama' akan hilang. Di Pulau Besar ada 3 tempat yang BUKAN ASLI DAN YANG ASLI TELAH HILANG !!!

1.Komplek Makam Syeikh Sultan Ariffin…..baru di bina pada 1992,tidak asli lagi.

2.Keramat Tempayan Pecah, terus ditengelami air, sedalam 5 kaki. Ekosistemnya rosak. Dulu air pasang,air penuh dalam tempayan, bila surut, air kering.

3.Keramat Masin Tawar…terus pupus. Ini disebabkan pembinaan padang Golf, yang menyebabkan banyak pokok pokok bakau di tebang dan dibersihkan.

Nenek Tempayan Pecah nama sebenar nya ialah Dang Wangi atau Inang Sih. Beliau ialah isteri kepada seorang Laksamana yang di katakan derhaka iaitu Laksamana Hang Jebat. Berhampiran dengan makam nya ada makam suami nya, anak lelaki nya dan anak perempuan nya.

Ada pendapat lain mengatakan makam Hang Nadim bin Hang Jebat tidak ada di makam 7 beradik sebagaimana dikatakan,makam beliau terletak berhampiran Keramat Tempayan Pecah dan begitu juga makam ayahanda nya. Hang Nadim adalah seorang Laksamana Angkatan Laut Melaka dan menantu kepada Hang Tuah. Isteri nya ialah Tun Mas Jiwa binti Hang Tuah. Dari mereka ini lahir lah Tun Hamzah dan dari Tun Hamzah lahir lah Tun Mat Ali dan dari Tun Mat Ali lahir lah Tun Pertam.

Jadi pendapat yang mengatakan Hang Tuah tiada Zuriat adalah bohong dan keliru. Laksamana Hang Nadim ini sangat terkenal di seluroh alam Melayu dan pernah mengetuai Angkatan Laut Johor/Melaka menyerang Portugis sebayak 16 kali tapi gagal dan akhir nya shahid dan di kebumikan di Pulau Besar.

GELANGGANG SILAT

Gelanggang Silat yang di asaskan olih Sayyid Thanudeen / Datuk Adi Putra. Ini lah gelanggang silat pertama sekali yang di buat olih Datuk Adi Putra di Melaka. Selepas itu, barulah gelanggang silat Gunung Ledang.



Gelanggang ini memang bersejarah kerana di gelanggang ini juga melahirkan pahlawan 5 bersaudara iaitu Hang Tuah, Hang Jebat, Hang Kasturi,Hang Lekir dan Hang Lekiu. Selepas mereka belajar silat di sini, mereka akan bersulok di Gua Yunus dan Batu Belah. Lepas itu ke Gunong Ledang dan ke Tanjung Tuan dan balik semula ke Pulau Besar dan baru lah tamat.


TOK PUTIH


Riwayat hidup TOK PUTIH atau SAYYID AHMAD AHMAD TAJUDDEN atau AHMAD SALIM atau AHMAD QADIR atau PANGLIMA ALANG DAIK HITAM (1457-1577 MASEHI)
Beliau adalah anak Tertua dari 3 beradik.Bapa nya bernama Syeikh Sultan Ariffin Sayyi Ismail bin Sayyid Abdul Qadir bin Sayyid Jabbar bin Sayyid Shollih bin Syeikh Sayyid Mohyidden Abdul Qader Jilani.Beliau lahir pada tahun 1497M di Pulau Besar.Ibunya ialah Syarifah Siti Maimunah binti Maulana Mohamad Yusof atau Maulana Ishaq.Beliau di didik oleh bapa nya dan datuk nya darihal islam dan persilatan juga hal-hal perubatan. Beliau banyak terlibat semasa perang melawan penjajah Portugis. Hampir keseluruhan perang melawan Portugis, beliau terlibat, nama gelaran nya paling terkenal ialah Panglima Alang Daik Hitam atau TOK PUTIH. Pada tahun pada tahun 1517M beliau di kahwin kan dengan Raja Siti Kamariah .Beliau tiada zuriat dari perkahwinan ini. Raja Siti Kamariah berketurunan Bugis Riau.Pada tahun 1521M semasa perang melawan Portugis Melaka, Raja Siti Kamariah turut berperang dan syahid. Panglima Alang Daik Hitam lari kearah Selatan Sumatera selepas pecah perang dan Angkatan Perang Demak kalah.Semasa lari ke arah Selatan Sumatera bersama keluarga nya dan menyamar menjadi orang kampung dan menukar nama menjadi TOK PUTIH.

Setelah perang reda dan aman, beliau kembali pulang ke Pulau Besar dan namanya kekal sebagai TOK PUTIH. Atas nasihat dari ibu dan nenek nya beliau mencari tempat baru untuk berdakwah. Tempat yang di pilih ialah PALEMBANG. Pada tahun 1545M beliau bergerak ke Palembang tetapi malang sampai di Selat Berhala kapal yang di tumpangi oleh ulama ini karam. Beliau selamat. Di Selat ini sangat 'keras' dan penduduk di sini menyembah berhala. Tok Putih berdakwah,dengan takdir Allah SWT,banyak penduduk masuk islam.Penduduk tempat ini mengelar kan beliau dengan nama Datuk Paduko Berhalo. Dimasa itu kehebatan Tok Putih dalam ilmu persilatan memang mashur, lalu di perintah mengadap Pemerintah Pagar Ruyung. Pemerintah Pagar Ruyung waktu itu seorang Puteri. Setelah melihat kewarakan dan kehebatan Tok Putih, Puteri Selaras Pinang Masak jatuh hati. Beliau berkahwin dengan Puteri Selaras Pinang Masak. Hasil dari perkahwinan ini maka lahir lah 4 orang anak iaitu Sayyid Ahmad Khamil dan Sayyid Ahmad Husoh. Dua lagi tidak ketahui nama mereka.

Dari Zuriat Keturunan TOK PADUKO BERHALO atau TOK PUTIH, menjadikan satu tempat baru yang di kenali dengan nama JAMBI.Jambi di asaskan oleh Sayyid Ahmad Khamil atau TOK KAYO HITAM. Setelah hampir ke penghujung usia, Tok Putih kembali ke Pulau Besar untuk menghabis kan sisa-sisa usia nya. Pagar Ruyung bukan lah tempat tumpah darah nya.Beliau meninggal kan anak keturunan nya di Tanah Minang setelah wafat nya Puteri Selas Pinang Masak pada tahun 1562M .

Setelah kembali ke Pulau Besar mungkin beliau pergi lagi berdakwah atau mengajar ugama di daerah seperti Ulu Pahang atau Negeri Sembilan atau Segamat, perlu diingat Ulu Pahang,Ulu Jempol dan Segamat berdekatan jika menghulu Sungai Muar atau Sungai Melaka. Kedua sungai ini mempunyai hulu yang sama di Ulu Jempol atau sekarang FELDA SERTING atau nama dulu nya PENARIK. Di Mengkarak juga ada makam Tok Putih (makam Tok Mengkarak).

Pada tahun 1577M TOK PUTIH yang warak ini di panggil menghadap ILLAHI dan disemadi kan di Pulau Besar. Tok Putih menurut kata orang tua sangat lembut,tutur kata nya sangat halus dan sangat Zuhud.

POHON KEMENYAN

Sepohon pokok kemiyan terdapat di Pulau Besar Melaka. Kemiyan adalah damar yang diperolehi daripada getah pokoknya. Kemiyan biasanya dibakar untuk memperolehi baunya yang wangi. Selain dari baunya yang harum asap kemiyan yang diusap ketubuh badan juga boleh merawat kegatalan kulit. Kemiyan juga boleh digunakan untuk mencegah senjata seperti keris daripada berkarat. Serbuk kemiyan juga sering dicampur dengan tembakau rokok.

Rasulullah SAW pernah bersabda, “berilah luban (kemenyan Arab) kepada isteri kalian yang sedang mengandung karena itu dapat mencerdaskan anak yang sedang dikandungnya”.

Imam Ali bin Musa Ridha a.s. berkata, “Berikanlah luban kepada isteri kalian yang sedang mengandung. Jika bayi yang dikandungnya itu laki-laki, maka anak tersebut akan menjadi anak yang cerdas, pandai, dan pemberani. Dan jika bayi yang kandungnya itu perempuan, maka anak itu akan menjadi cantik paras dan budi pekertinya, serta akan dihormati oleh suaminya..” Sebenar nya memang betul,mereka semua nya lembut tutur kata pada hal dakwah, tapi keras pada masa Peperangan.

BATU DAMAR WULAN

Nama Batu Damar Wulan ialah tempat sholat dan berehat bagi Pengeran Damar Wulan iaitu nama lain bagi Raden Abdul Qadir Al-Idrus atau Pati Unus atau Sultan Ali Alam Akbar As Tsani.Beliau SYAHID di Pulau Besar pada tahun 1521M.Suami kepada Syarifah Siti Zubaidah binti Syeikh Sultan Ariffin Sayyid Ismail,Pulau Besar. Beliau juga suami kepada Raden Puteri Ratna Gumilah Sari atau Puteri Gunong Ledang binti Sultan Ali Alam Akbar Al Fatah.

Tuesday, August 23, 2011

KHUSUK & LALAI KETIKA SOLAT..."


KHUSU' & LALAI KETIKA SOLAT - HANYA SATU PERBINCANGAN ..oleh Fakirabdillah.

PRAKATA.

Allah mewajibkan kita sembahyang atau solah lima waktu sehari semalam. Yang menentukan waktu itu ialah Allah, dan Bilal telah diarahkan untuk melaungkan Azan bagi menandakan masuknya waktu itu, dengan seruan Hai Ya Alas-solah yang bermaksud Marilah Sembahyang, Marilah Sembahyang.

Allah juga mengajar kita menjawab seruan itu dengan ucapan yang disebut sebagai HAUQALAH yaitu LA HAULAWALA QUWWATA-ILLAH-BILLAH yang bermaksud TIADA DAYA UPAYA dan KEHENDAK ( kita sebagai manusia ) MELAINKAN DENGAN DAYA UPAYA dan KEHENDAK ALLAH. ( untuk mendirikan sembahyang itu )


DAYA UPAYA bagi Allah ialah SIFAT QUDRATNYA manakala KEHENDAK pula ialah SIFAT IRADATNYA. Bila anda menjawab seruan Bilal itu anda sebenarnya MENGAKUI dan BERIMAN bahawa anda sebenarnya tiada langsung mempunyai Daya Upaya dan Kehendak. Daya Upaya dan Kehendak ini adalah SIFAT Allah bukannya Sifat anda.


Pengakuan ini hendaklah anda teruskan dan akui ketika anda berwudhu’ hinggalah keakhir sembahyang yaitu ketika memberi salam. Yang terbaik ialah itulah Amalan dan Tauhid anda sepanjang hidup anda yaitu mengakui Yang Berkuasa dan Berkehendak itu ialah Allah semata-mata. Anda TIADA Kehendak dan Daya Upaya.


Jika ini ( pengakuan tadi ) anda tidak lakukan ketika anda berwudhu dan ketika anda sembahyang, maka anda pasti akan mengalami gangguan berupa lintasan fikiran didalam sembahyang anda. Untuk menjiwai perkara ini maka anda perlulah memahami akan perkara Daya Upaya dan Kehendak ini Maka cubalah fahamkan dengan membaca huraian huraian berkaitannya didalam Risalah Kecil ini.


KENYATAAN ALLAH BERKAITAN SOLAT


Allah Berfirman didalam Al-Quran Yang Bermaksud :-

a. CELAKALAH bagi orang orang yang LALAI didalam solatnya dan NERAKA WAIL-lah tempatnya.

b. Sesungguhnya SOLAT itu AMAT BERAT SEKALI bagi orang yang mengerti.

Maka adalah amat perlu kita memahami akan pengertian dua perkataan yaitu LALAI dan KHUSU’ ( lawan lalai ) dan maksud Allah dalam kalimah AMAT BERAT sekali dan maksud orang yang mengerti itu.

MAKSUD LALAI.


Dari segi bahasa LALAI maksudnya CUAI. Cuai pula menghasilkan KESALAHAN . Biasanya KECUAIAN berlaku akibat perkara seperti disebutkan dibawah :-

a. Melakukan sesuatu perkara tanpa ILMU atau tanpa ada kefahamam yang sebenarnya berkaitan dengan apa yang dilakukan itu,

b. Melakukan sesuatu perkara tanpa memberi tumpuan atau perhatian yang sepenuhnya, atau melakukan sesuatu dengan sambil lewa sahaja

c. Menyatakan atau mengungkapkan percakapan percakapan atau sebutan sebutan tanpa faham akan apa yang diucapkan atau yang disebutkan itu, atau memahami akan ma’ana apa yang dicakapkan dan apa yang disebutkan itu . Maksudnya, orang yang bercakap atau yang menyebut tidak faham atau tahu akan apa yang dicakapkannya.

Dari segi akal pula LALAI atau CUAI berkemungkinan besar berlaku akibat orang yang melakukan sesuatu itu TIDAK IKHLAS dalam melakukan sesuatu itu.

Dalam hal ini maksud perkataan IKHLAS itu hendaklah benar benar difahami. Ikhlas bermaksud melakukan sesuatu tanpa ada niat sedikitpun untuk mendapatkan BALASAN dalam apa bentuk sekalipun dan dari sesiapapun termasuk juga dari Allah.



MAKSUD KHUSU’

Khusu’ adalah lawan kepada perkataan Lalai. Maksudnya dari segi bahasa ialah BERTUMPU DENGAN SEPENUH TUMPUAN kepada apa juga yang dilakukan dengan niat untuk mendapatkan hasil ( dari apa yang dilakukan itu ) sebaik mungkin atau yang paling sempurna yang memuaskan hati pelakunya. Atau melakukan sesuatu dengan bermutu tinggi ( kualiti )

Khusu’ yang berkaitan dengan solat atau sembahyang ialah semasa sembahyang tumpuan dapat diberikan secara 100% kepada Allah tanpa ada lintasan lintasan fikiran. Atau orang yang sembahyang itu tidak memikirkan hal lain selain dari memikirkan akan Tuhan yang sedang disembahnya. Jadi yang dikatakan Khusu’ itu ialah menjiwai sepenuhnya akan sembahyang itu.

Orang yang KHUSU’ dalam sembahyangnya mendapat NIKMAT dari sembahyangnya itu. Apakah yang dikatakan NIKMAT SEMBAHYANG itu ?



GANGGUAN DALAM SEMBAHYANG.

Soal-selidek yang dijalankan secara rambang oleh penulis menunjukkan bahawa LALAI dalam sembahyang adalah berkaitan ada GANGGUAN dalam BENTUK LINTASAN FIKIRAN .

Maksud Lintasan Fikiran ialah semasa melakukan sembahyang itu secara tiba tiba sahaja teringat akan perkara perkara lain yang tiada kaitan dengan Allah.

Kebanyakan responden memberitahu bahawa perkara lintasan fikiran ini berlaku semasa ianya MEMBACA FATIHAH. Kadang kadang pada setiap kali pembacaan Fatihah ( pada setiap raka’at ) Ada juga berlaku lintasan semasa ianya membaca TAHYAT. ( tetapi kurang )

Yang jelas lintasan ini berlaku bukan dengan kehendak yang disengajakan oleh orang yang sembahyang itu. Maksudnya ianya berlaku diluar kawalan orang yang sembahyang itu. Orang yang sembahyang itu tidak dapat berbuat apa apa untuk menghalang kedatangan Lintasan itu.



KENAPA BERLAKU LINTASAN FIKIRAN.


Ada dua soalan yang bermain dikepala kita :-

Pertama kenapakah berlaku Lintasan Fikiran semasa kita sedang membaca Fatihah ?

Kedua adakah dengan berlakunya Lintasan Fikiran ini bermakna kita Lalai dalam sembahyang kita, sedangkan Lintasan Fikiran itu bukan atas kehendak kita atau kita sengajakan ? Ianya datang tanpa diundang dan kita tidak merelakan kedatangannya ?

Jika kedatangan Lintasan Fikiran itu menunjukkan LALAI maka berdasarkan Ayat Al-Quran yang disebut diatas maka kita telah mendapat sumpahan Allah yaitu Celaka dan sudah pastilah kita tidak mahu ditempatkan di Neraka Wail.

Berkaitan dengan Kedatangan Lintasan Fikiran ini hanya Allah sahaja yang mengetahui sebab sebenarnya.

Sebagai hambanya kita hanya cuba mencari jawapan dengan ILMU yaitu cuba mencari jawapan jawapan berdalilkan Ayat Ayat Al-Quran dan Hadith Hadith Nabi saw. Jadi terpulanglah kepada pembaca sama-ada yakin atau tidak kepada hujah hujah penulis ( berkaitan cara untuk Khusu’ dalam Solat ) yang akan dinyatakan didalam Risalah ini.



MAKSUD SOLAT ITU AMAT BERAT SEKALI

( bagi orang yang mengerti )


Yang dikatakan BERAT SEKALI itu ialah berkaitan SOLAT bukan berkaitan SEMBAHYANG. Yang mengatakan demikian ialah ALLAH sendiri.

Jadi Solat itu tidak sama maksudnya dengan Sembahyang. Untuk mengetahui perbezaannya kenalah kita mendalami Ilmu Agama.

Risalah ini tidak dapat menjelaskannya kerana penjelasannya adalah panjang dan lebar.

Apakah maksud BERAT SEKALI itu ? . Kalau terlalu berat sudah pastilah manusia yang lemah ini tidak akan dapat memikulnya !!! Adakah cara untuk meringankannya ?

Ada banyak Hadith yang menganjurkan agar kita sembahyang sepertimana Nabi saw sembahyang. Malangnya kita tidak akan dapat melihat dengan mata kepala tentang bagaimana caranya Nabi saw sembahyang. Yang didengar ialah penceritaan ulama’ ulama ‘. Ulama’ ialah Pewaris Nabi.

Banyak Hadith menerangkan bahawa ramai para sahabat melihat jasad Nabi BERGEGAR dan BERGOYANG GOYANG ketika baginda bersembahyang. Bergegar dan bergoyang goyang ini disebut sebagai GEMENTAR.

Yang perlu kita tanyakan ialah kenapa jadi begitu halnya ? Adakah Bergegar atau Bergementar itu akibat Khusu’ atau akibat Berat Sekali sembahyang Nabi saw itu ? Siapakah yang boleh memberi jawapan kepada soalan kita ini ? Kita amat memerlukan jawapan kerana kita hendak KHUSU’ dalam sembahyang kita dan kita AMAT TAKUT disumpah oleh Allah dan dihumbankan ke Neraka Wail. Tidak ada siapa yang dengan sengaja ingin hidup di Neraka. Na-u- zubillah- min-zalik !



JAWAPAN


BARANGKALI jawapan jawapan kepada soalan soalan yang dikemukakan diatas ialah seperti berikut. Ya barangkali sahaja bukan jawapan yang sebenar-benarnya yang muktamad. Penulis hanya CUBA menjawab. Jawapan sebenarnya Hanya Allah Yang Tahu kerana Allah itu Maha Mengetahui. Terpulanglah kepada pembaca untuk membuat tafsiran dan keputusan masing masing berkaitan jawapan jawapan ini.

Untuk menjawab soalan ini kita WAJIB merujuk kepada Dalil Dalil NAQLI yaitu Ayat Ayat Al-Quran dan Hadith Hadith Nabi saw. Inilah yang akan dikemukakan oleh penulis.


Pertamanya penulis merujuk kepada Hadith Nabi saw yang bermaksud :

Sembahyang yang sempurna ialah dengan WUDHU yang sempurna.


Untuk faham maksud Wudhu Sempurna maka kita perlulah tahu dan faham akan tujuan berwudhu itu. Kenapa kena berwudhu sebelum kita sembahyang ? Adakah untuk membersihkan diri kita ? Kalau tujuannya adalah untuk membersihkan diri, kenapakah kita tidak diperintahkan untuk membersihkan seluruh anggota badan yaitu dengan MANDI ? Kenapa hanya MENGENAKAN air kepada anggota anggota tertentu sahaja ?

Kalau begitu tujuan berwudhu bukanlah untuk membersihkan badan. Mesti ada tujuan yang lain. Ulama mengatakan bahawa Wudhu itu Pemisahan dan Solat itu Penyatuan. Apakah yang dipisahkan dan apa pula yang hendak disatukan ? Tiada jawapan didalam Risalah ini.


Pada penulis Wudhu itu ialah sebahagian Rukun Sembahyang. Rukun sembahyang ada 13, jika dimasukkan Wudhu maka ia jadi 14 dan yang pertama ialah Wudhu Yang Sempurna itu dan selepas itu barulah rukun 13 yang lain lain itu. Ini adalah kerana tidak sah sembahyang tanpa wudhu. Kerja sia-sia namanya. Maka tertakluklah wudhu itu kepada Hukum Sembahyang yaitu Feqli. Qauli dan Qalbi.


Pada penulis adalah benar Wudhu itu adalah upacara Pembersihan, malah ianya upacara Penyucian Batin yang disebut sebagai NAFI & ISBAT. Didalam wudhu kita wajib melakukan upacara NAFI dan ISBAT. Nafi maksudnya MENIDAKKAN. Apa yang di-TIDAK-KAN ? ISBAT maksudnya MENG-IYA-KAN. Apa pula yang di-IYAKAN ? Yang di-TIDAKKAN ialah BADAN dan yang di-IYAKAN ialah NYAWA.


Maksud sebenarnya ialah MENGAKUI bahawa yang MELAKUKAN perbuatan berwudhu ( dan sembahyang yang akan didirikan itu ) itu termasuk menyuarakan Lafaznya bukanlah BADAN atau anggota Badan seperti mulut, tangan, kaki dan sebagainya TETAPI YANG BERBUAT DENGAN SEBENAR-BENARNYA atau pada HAKIKATNYA ialah NYAWA.


Ini adalah kerana BADAN ( yang kita anggap Hidup itu ) itu adalah MATI dan YANG HIDUP lagi MENGHIDUPKAN itu ialah NYAWA. Nyawalah yang menghidupkan Badan. Yang demikian PELAKU SEBENAR ialah NYAWA bukan BADAN. Orang mati tidak lagi ada NYAWA.


Maksud ( Nafi & Isbat ) yang LEBIH BENAR ialah MENGAKUI bahawa NYAWA itu BERSIFAT KETUHANAN kerana NYAWA itu MEMILIKKI SIFAT SIFAT TUHAN. ( Belajarlah tentang Sifat 20 Allah yang dimilikki oleh Nyawa anda ) Maka Tuhan Allah-lah yang menjadi PELAKU SEBENAR bukannya kita sebagai manusia. Oleh kerana itulah kita menjawab Lafaz Bilal : Hai Ya Alas- Solah dengan HAUQALAH yang bermaksud : Tiada Daya Upaya kita untuk Solat melainkan dengan KUDRAT dan IRADAT ALLAH.


Jika tiada Daya Upaya kita melainkan Kudrat dan Iradat Allah !!! , jadi siapakah yang berwudhu dan yang akan Solat itu ? Jawapannya ialah yang memilikki atau yang Bersifat dengan Kudrat dan Iradat Allah itu yaitu NYAWA bukannya kita manusia tetapi kita juga !!! ( Fahamkanlah )


Yang demikian penulis menyarankan kepada pembaca supaya BERWUDHU’ dengan penuh tertib dan berbudi bahasa agar mendapat Wudhu’ Yang Sempurna itu agar Solat juga Sempurna tanpa Lintasan Fikiran tanpa Gangguan.


Jika ada juga lintasan dan gangguan, maka ianya bukan lagi bolih disabitkan kepada kita. Bila bukan kita yang disabitkan maka bukanlah kita yang mendapat Sumpahan CELAKA dari Allah. Maka bukanlah kita yang dihumbankan ke Neraka Wail. Setidak-tidaknya inilah yang menjadi Keyakinan atau Iman kita yaitu keyakinan 100%.



CARA BERWUDHU YANG DISARANKAN

1 Kita pandai berwudhu kerana diajar oleh Nabi kita. Maka sewajarnyalah anda mulakan wudhu anda dengan berselawat kepada Nabi anda,

2. Allah memberi kelebihan kepada Nabi Allah Hidir berkaitan AIR. Anda berwudhu dengan menggunakan air, maka berilah salam kepada Sultanul Anbia’ itu . Katakan : Assalamu-alaika Ya Nabi Allah Hidir Bulya Mulkan.

3. Air yang anda gunakan untuk berwudhu itu HIDUP dan MENGHIDUPKAN ( Air Al-Hayat ) air yang SUCI lagi MENYUCIKAN ( Air Al-Kautsar ), maka berilah salam kepada air itu dan mintalah izin untuk menggunakannya untuk berwudhu.

( Janganlah kurang ajar kepada air. Kena sumpahan air bala jadinya kerana anda itu 85% air. )

4. Selepas itu bacalah Lafaz Wudhu anda untuk menzahirkan Niat yang ghaib itu.

5. Tatkala membasuh muka kali pertama : lafazkanlah dengan keyakinan pada hati : Ya Allah aku ini mati dan dihidupkan. Aku hidup dengan HAYAT mu. Zat Hayatmu-lah yang menghidupkan aku. ( Muka ialah lambang hidup )

6. Tatkala membasuh muka kali kedua lafazkanlah dengan keyakinan pada hati : Ya Allah aku tidak bolih MELIHAT. Aku melihat dengan BASAR mu.

7. Tatkala membasuh muka buat kali ketiga : lafazkanlah dengan keyakinan pada hati : Ya Allah aku tidak bolih BERKATA-KATA. Aku berkata-kata dengan KALAM mu.

8. Tatkala membasuh tangan : lafazkanlah dengan keyakinan pada hati : Ya Allah aku tidak ada KUASA dan tidak bolih bergerak . Aku berkuasa dan bergerak dengan KUDRAT mu.

9. Tatkala membasuh kepala : lafazkanlah dengan keyakinan pada hati : Ya Allah aku adalah bodoh dan dungu. Aku berilmu dan tahu dengan ILMU mu.

10. Tatkala membasuh telinga : lafazkanlah dengan keyakinan pada hati : Ya Allah aku tidak bolih MENDENGAR dan aku sebenarnya pekak. Aku mendengar dengan SAMA’ – Mu.

11. Tatkala membasuh kedua kakimu : lafazkanlah dengan keyakinan pada hati : Ya Allah aku tidak ada KEHENDAK semuanya adalah IRADAT-Mu yang menentukan jalannya kehidupanku yaitu Qada’ dan Qadarku yang telah Engkau tentukan dan aku redha Ya Allah.

Setelah selesai berwudhu : Maka ucapkanlah Dua Kalimah Syahadah : tasdiqkan dihatimu :

"Ya Allah tiada yang wujud dan yang nyata didalam diriku melainkan Engkau Ya Allah : ZatMu yang meliputi diriku adalah Zatku, Jasadku ialah SifatMu. Aku adalah Penampakan ZahirMu ( Tajalli ) untuk menunjukkan Keagungan ( Jalal ) Keindahan ( Jamal ) dan KesempurnaanMu ( Kamal ) Ya Allah, Ya Diri Hakikiku."


Kemudian anda melangkahlah ke Sejadah anda untuk memulakan Solat anda.


Keduanya ( berkaitan sebab lalai ) penulis ingin merujuk dan mengemukakan beberapa Ayat Ayat Al-Quran. Yang pertama ialah ayat ayat yang merujuk kepada definasi Iman seperti yang dijelaskan oleh Allah sendiri ( didalam Al-Quran ) yang bermaksud :-

a. Orang orang yang beriman itu ialah orang orang yang mendirikan solat, menunaikan zakat dan percaya kepada Hari Akhirat.

Maksudnya orang orang yang tidak bersolat enggan menunaikan zakat dan tidak percaya kepada Hari Akhirat ialah orang orang yang tidak beriman.

b. Orang orang yang beriman itu ialah orang orang yang tidak takut berkurangan pahala dan tidak pula takut bertambah dosa.

Maksudnya ialah orang orang yang bermal ibadah seperti bersolat kerana takut berdosa atau inginkan pahala maka orang orang itu tidak beriman. Intipatinya ialah orang yang inginkan pahala dan takut berdosa itu tidak ikhlas. Orang yang tidak ikhlas menurut Allah ialah orang yang tidak beriman.

c. Orang orang yang beriman itu ialah orang orang yang apabila disebut sahaja Nama Allah maka GEMENTAR-lah JIWAnya. ( Yang gementar itu ialah JIWA bukan badan, dan Gementar itu bukan bermaksud takut . Takut ialah GENTAR )

Maksudnya ialah orang orang yang apabila disebut sahaja Nama Allah walaupun sampai beribu kali, tidak merasa apa apa pun, apatah lagi Gementar belum lagi beriman atau tidak beriman ( menurut Allah bukan menurut kata kata ulama ‘ )

Penulis juga ingin merujuk kepada beberapa lagi Ayat Ayat Al-Quran yang bermaksud :-

a. Bukanlah kehendak kamu, kesemuanya adalah Kehendak Allah jua ( belaka. )

Maksudnya ialah manusia itu walaupun kelihatan banyak kehendak atau kemahuan sebenarnya - tidak langsung mempunyai kehendak kerana ( melalui Ayat diatas ) Allah menegaskan bahawa kehendak kehendak kita itu pada hakikatnya bukanlah kehendak kehendak kita. Kesemuanya adalah Kehendak Allah yang disampaikan melalui kita sebagai manusia. Kehendak atau Iradat didalam bahasa Arab itu adalah Sifat IRADAT Allah pada hakikatnya. Berkaitan sembahyang kita telahpun menafikan kehendak kita dan mengakui akan Kehendak Allah bila menjawab lafaz Bilal ketika bilal menyuarakan azan itu. ( Hauqalah )

b. Allah menjadikan kamu dan segala perbuatan kamu.

Maksud ayat ini sangat jelas dan itulah maksudnya. Cuma kerana ianya amat jelas barangkali sebab itulah ramai diantara kita ambil mudah sahaja dan terus berkeyakinan bahawa perbuatan perbuatan manusia itu tiada kaitan langsung dengan Allah, kerana pada mereka Allah itu Tuhan dan mereka sebagai manusia adalah hamba.

Perbuatan disebut juga sebagai Af’al atau Fi’il. Untuk melakukan sesuatu kita mestilah ada Daya atau Kuasa. Sifat Allah yang bererti Berkuasa ialah Sifat QUDRAT-NYA. Berkaitan sembahyang kita telah-pun mengakui bahawa tidak ada daya kita melainkan DAYA dan QUDRAT Allah jua ketika menjawab Lafaz bilal juga . ( Hauqalah )

c. Setiap sesuatu adalah KOSONG melainkan ZATNYA ( Zat Allah )

Maksudnya ialah setiap benda termasuk kita adalah KOSONG pada hakikatnya. Semua benda dijadikan oleh Allah. Maksud kosong ialah TIADA. Maksudnya ialah kita ini pada hakikatnya tidak mempunyai wujud. Wujud maksudnya ADA. Yang ada pada setiap sesuatu itu pada hakikatnya atau sebenarnya ialah Zat Allah.

Maka zat kita sebagai manusia yang kelihatan ADA itu ialah Zat Allah. Yang menanggung atau yang mengandung Zat Allah itu ialah Badan atau jasad kita. ( Inilah yang dirujuk oleh Allah sebagai AMANAH atau RAHSIA ALLAH yang kita kandung.) Maka menjadilah Badan atau Jasad kita itu sebagai Sifat Allah.

Untuk apa dan untuk siapa ? Jawabnya ialah untuk Allah jua yaitu untuk menunjukkan akan KeagunganNya ( Sifat Jalal ), KeindahanNya ( Sifat Jamal ) dan KesempurnaanNya ( Sifat Kamal )

Penulis ingin mengajak pembaca menghuraikan kesemua ayat ayat diatas untuk mencari sebab sebab kenapa berlaku Lintasan Fikiran ketika membaca Fatihah ( didalam sembahyang ) hingga menjadikan sembahyang sesaorang itu LALAI dan dikutuk / disumpah oleh Allah.

Jika orang yang menyumpah kita, kita bolih kata “ tak mengapa “ . Jika yang menyumpah itu Allah – maka ianya AMAT BERAT SEKALI. Jadi – janganlah kita sekali-kali lalai dalam sembahyang kita. Yang ganjilnya ialah Allah tidak pula menyumpah CELAKA bagi orang yang tidak sembahyang. Orang yang kena sumpah itu orang yang sembahyang TETAPI LALAI. Fahamkanlah.


Allah menegaskan TIADA KEHENDAK KITA – SEMUANYA KEHENDAK atau IRADAT ALLAH. Jadi ingatlah Yang Hendak sembahyang itu bukanlah kita tetapi Allah. Kalau kita kata dan yakin kitalah yang hendak sembahyang maka kita derhaka terhadap Firman Allah ditas. Orang derhaka memang patut kena SUMPAH lebih lebih lagi kita telahpun mengaku bahawa kita tiada kehendak sebelum kita mendirikan sembahyang itu yaitu ketika mengatakan La Haulawala ………….. ( Hauqalah )


Allah juga menegaskan bahawa kita ini sebagai manusia tidak ada daya upaya sehingga segala gerak dan diam kita setiap detik dan ketika adalah Perbuatan atau Af’al Allah kesemuanya. ( rujuklah Firman Allah diatas : Aku jadikan kamu dan segala perbuatan kamu. )


Yang demikian kenapakah anda mengaku anda yang sembahyang menyembah Tuhan anda yaitu Allah. Sekali lagi anda derhaka terhadap Firman Allah. Ingatlah : Orang derhaka memang patut kena SUMPAH lebih lebih lagi kita telahpun mengaku bahawa kita tiada kehendak sebelum kita mendirikan sembahyang itu yaitu ketika mengatakan La Haulawala…….


Melalui Ayat No : 3 yang dirujuk diatas, Allah menegaskan atau memberitahu kita bahawa semuanya adalah kosong melainkan ZatNYa yaitu ZAT ALLAH. Jika kita ini kosong yang bermaksud TIADA atau TIDAK WUJUD maka bolihkah kita menjadi HAMBA untuk MENYEMBAH KHALIK atau TUHANNYA ?. Sekali lagi kita melakukan KEDURHAKAAN TERHADAP ALLAH. Ingatlah : Orang derhaka memang patut kena SUMPAH lebih lebih lagi kita telahpun mengaku bahawa kita tiada kehendak sebelum kita mendirikan sembahyang itu yaitu ketika mengatakan La Haulawala ………….. ( Hauqalah )


Saudaraku …………………


Barangkali inilah sebab sebab kita LALAI. Lintasan Fikiran itu sebagai petanda Allah membatalkan solat kita. Tetapi kita teruskan juga sembahyang kerana kalau tidak sembahyang BERDOSA dan akan MASUK NERAKA. Ingatlah jika anda sembahyang kerana hendakkan pahala dan anda takut tidak sembahyang kerana anda takut berdosa anda tidak beribadah kepada Allah dengan ikhlas. Menurut Allah …… anda tidak beriman …. Sembahyang orang yang tidak beriman tidak diterima oleh Allah…… ya barangkali.


RUMUSAN


Berdasarkan penerangan penulis maka barangkali sebab lalai itu bolihlah dirumuskan seperti berikut :-

a. Disebabkan wudhu kita tidak sempurna.

b. Disebabkan Niat anda sembahyang takut berdosa dan inginkan pahala.

c. Disebabkan anda mengertikan sembahyang itu ialah hamba MENYEMBAH Tuhannya yaitu Allah sedangkan menurut Allah anda itu kosong. Maka tiadalah Yang Menyembah dan Yang Disembah.

d. Disebabkan oleh kejahilan anda tentang Hakikat Diri anda. Ini adalah kerana anda tidak mahu mengikut Perintah Allah yaitu : Awal Awal Agama ialah Mengenal Allah. Anda juga enggan mendengar apa lagi mengkaji dan mempelajari Perintah Allah yaitu : Siapa yang mengenal DIRINYA sungguh telah Mengenal Tuhannya. Sesiapa Yang Mengenal Tuhannya BINASA-lah DIRINYA.

Namun begitu, rumusan ini hanyalah merupakan PERCUBAAN penulis untuk mencari jawapan kepada persoalan LALAI itu. Andalah yang memberi penilaian atau markahnya. Kalau anda fikir apa yang penulis tulis ini BETUL, maka ikutlah jika anda berpendapat penulis hanya MENGARUT maka KARUT-lah kesemuanya ini.


APAKAH YANG BOLIH DILAKUKAN – SUPAYA SOLAT TIDAK LALAI

FAHAMILAH ERTI SOLAT

Ya, saudaraku apakah yang perlu kita lakukan supaya sembahyang kita khusu’ dan kita tidak lagi dikatakan LALAI ?

Sebelum itu eloklah kita perhatikan kata kata Ulama’ berkaitan SOLAT atau SOLAH atau apa yang kita sebut sebagai SEMBAHYANG. Pertamanya kita rujuk pendapat Sultan Kepada Para Wali : Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani melalui Kitab beliau : SIRRUL ASRAR :-


Menurut Syeikh Abdul Qadir Al-Jailani ada DUA JENIS SOLAT yang disebutnya sebagai :-


a. SOLAT SYARIAT : Solat lima waktu sehari semalam.

b. SOLAT WUSTHA : Solat Hati Selama-lamanya

Solat Wustha juga dirujuknya sebagai SOLAT TARIQAT. Disalin semula petikan dari Kitab Sirrul Asrar untuk pemahaman saudara pembaca :-

Firman Allah : Al-Baqarah : Ayat 238

Hendaklah kamu menjaga solat solatmu dan solat wustha ( yang ditengah )

Solat Syariat ialah solat seluruh badan yang zahir dengan gerakan tubuh, seperti badan berdiri, lidah membaca, ruku’ sujud, duduk, mengeluarkan suara dan bacaan bacaan. Solat Syariat mempunyai waktu tertentu didalam satu hari satu malam lima kali beserta sunatnya. Solat Syariat dilakukan dimesjid dengan berjamaah sama sama menghadap Ka’bah dan mengikuti Imam, tanpa riak, ujub dan sum’ah.

Adapun Solat Tarikat adalah solat hati selama-lamanya dan dirujuk oleh Allah sebagai SOLAT WUSTHA yang bermaksud SOLAT HATI, kerana hati manusia itu berada ditengah badan, antara kanan dan kiri antara atas dan bawah dan diantara bahagia dan celaka.

Solat Tariqat dilakukan selamanya tanpa batas waktu selama kita hidup didunia dan juga diakhirat. Mesjidnya bukan bangunan tetapi HATI. Berjemaahnya ialah terpadunya kesucian batin dengan selalu memperdengarkan TAUHID dengan lisan batin. Imamnya ialah Rasa Rindu didalam hati untuk sampai kepada Allah. Kiblatnya ialah Hadrat dan Keindahan Allah. Itulah Kiblat Hakiki. Hati dan Ruh selamanya tidak terlepas dari solat ini.

Solat Hati dilakukan dengan hidupnya hati TANPA SUARA, berdiri dan duduk : ia selalu berhadapn dengan Allah dengan ucapan : KepadaMu kami beribadah dan kepadaMu kami memohon pertolongan.

Solat yang pokok ialah Solat Hati. Bila solat hati dilupakan maka rosaklah solatnya, dan bila rosak solatnya rosak pula solat seluruh badannya.

Sabda Nabi saw:-

Tidaklah sah solat sesaorang kecuali disertai dengan hadirnya hati.


Sesungguhnya orang yang solat itu sedang bermunajat ( berdialog ) dengan Tuhannya. Alat munajat ialah hati. Bila hati lupa maka batallah solatnya dan solat badannya, kerana hati itu pokok utama dan anggota badan yang lain mengikutinya.

Bila dua solat : solat syariat dan solat hati telah berpadu lahir dan batin maka sempurnalah solat itu dan pahalanya pun sangat besar.

Syeikh Muhammad Ibrahim Gazur – i – Ilahi didalam kitabnya Ana Al-Haq menjelaskan bahawa :-


Solat atau Solah itu diambil dari perkataan WASLAT yang ertinya ialah Lekat atau Menghampiri. Beliau juga mengatakan ada dua jenis solat yang perlu dilakukan oleh sesaorang muslim itu yaitu :-


a. Solat Lima Waktu

b. Solat Yang Berkekalan


Firman Allah : Al-Mikraj : 23


Al-lazi nahum ala solatihim daa-I muun

Mereka yang solatnya berkekalan.


Firman Allah : Al-Baqarah : 115


Fa-ai-na-maa tuwallu fa-sam-ma – wajhullah

Kemana sahaja kamu menghadap muka kamu disitu ada wajah Allah


Diperturunkan petikan petikan dari Kitab Ana Al-Haq untuk renungan saudara pembaca :-


a. Sembahyang lima waktu menghadap Ka’abah. Sembahyang yang berkekalan menghadap kepada Wajah Allah.

b. Sembahyang orang yang cinta ( kepada Allah ) ialah memfana’kan diri ( menganggap diri itu kosong – tiada wujud ) sembahyang orang awam ialah rukuk dan sujud.

c. Sembahyang ini ialah MIKRAJ bagi orang mukmin. Setelah mengosongkan dirinya daripada dirinya, beliau sampai kepada yang dicintai ( Allah ) Ini dikatakan sebagai Maqaman Mahmudan oleh Allah yang bermaksud Makam Terpuji. Pada peringkat ini dia memperkatakan ucapan sembahyangnya kepada dirinya.

d. Sembahyang mempunyi dua aspek – badan dan ruh. Zahirnya berkaitan dengan peraturan peraturan dan hukum hukum dan batinnya berkaitan dengan ruh. Jika yang berkenaan dengan badan itu sahaja yang dipentingkan tetapi yang berkenaan dengan ruh – yang memandang Allah dan memfana’kan diri – tidak dicapai maka jadilah sembahyang itu badan yang tidak bernyawa. Jika ruh sahaja dipentingkan dan badannya tidak dipedulikan maka jadilah sembahyang itu umpama nyawa tanpa badan.

e. Sujud menghadap Kiblat adalah syirik jika tidak disertakan sujud kepada Allah dalam kesedaran jiwa. Oleh itu simukmin hendaklah menukarkan hadapnya dari kiblat kepada Haq dan ini dilakukan semasa berniat didalam sembahyang.

f. Menghadap kepada Allah itu ialah sembahyang yang berkekalan. Sembahyang yeng berkekalan ini tidak bolih ditangguh-tangguh. Sembahyang lima waktu bolih ditangguh.

g. Lalai semasa sembahyang bermaksud LALAI KEPADA WUJUD MUTLAK yaitu Allah.


Wudhu’ itu ialah penceraian dan solat itu ialah penyantuman. Yang telah bersatu hendaklah diceraikan dahulu semasa berwudhu dan disatukan semula semasa solat. Anda tidak akan bolih melakukan solat yang kekal ini jika anda belum bolih menceraikan diri anda.



Saudara pembaca,


Petikan petikan diatas mungkin sukar untuk difahami jika anda tidak belajar Ilmu Tasauf. Namun jika dibaca berulang-ulang Allah akan memberi anda kefahamannya. Percayalah. Janganlah bimbang cuba lakukan solat anda seperti cara cara yang dijelaskan dibawah :-



APAKAH YANG BOLIH DILAKUKAN – SUPAYA SOLAT TIDAK LALAI

BATINKANLAH SOLAT ANDA & SEMUA IBADAH ANDA.


Pertamanya anda hendaklah faham kepada apa yang disebut sebagai HATI itu. Ianya bukan sejenis anggota didalam tubuh anda. HATI disini bermaksud NYAWA atau RUH anda. Jadi sembahyang hati bermaksud Nyawalah yang sembahyang bukan badan. Badan hanya menjadi pengikut atau makmumnya. Didalam sembahyang anda hatilah yang menjadi pelaku utamanya kerana hatilah yang ada Iradat dan Kudrat bukannya badan.


OLEH ITU BATINKANLAH SOLAT ANDA – yaitu – semua BACAAN ANDA DALAM SOLAT ANDA HENDAKLAH DILAFAZKAN HANYA DIDALAM HATI KERANA NYAWA ITU BERKATA-KATA TANPA HURUF DAN TANPA SUARA.


Sebelum anda mendirikan solat anda yaitu ketika anda QIAM serahkanlah tugas solat ini kepada Nyawa anda dengan melafazkan pengakuan dan penyerahan. Caranya adalah seperti berikut :-

1. Qiam diertikan sebagai berdiri betul. Berdiri yang betul ialah berdiri seperti ALIF. Maka berdirilah anda SEPERTI ALIF dan hendaklah diam, maksudnya jangan bergerak gerak. Solat anda bermula ketika anda sedang Qiam. Tutuplah mata anda ketika Solat.

Dalam QIAM ini, anda perlulah menghadapkan muka anda kearah Ka’abah yaitu Kiblat Zahir anda terlebih dahulu, eloklah anda memandang Ka’abah itu dengan mata batin anda, selepas itu wajiblah anda menukarkan Ka’abah itu dengan memandang wajah anda sendiri kerana Diri Batin atau Nyawa anda itu sesifat anda, Cuma ianya terdiri dari Lapisan Lapisan Cahaya atau Nur.


Anda disarankan oleh Ulama’ agar memandang Wajah Allah, tetapi perkara ini mustahil dapat anda lakukan kerana anda belum pernah bertemu Allah. Allah memerintahkan anda mengenal diri anda untuk MengenalNya.


2. Angkatlah kedua tangan dan minta ampunlah kepada Allah dengan ISTIGHAFAR didalam hati tanpa huruf dan tanpa suara. Minta ampunlah kepada Allah yang DEKAT yaitu Zat Yang Meliputi diri anda. Seterusnya BERHAUQALAH dengan membaca La Haula-wala.. ….. dan seterusnya didalam hati tanpa huruf dan tanpa suara. Akuilah dengan sepenuh dan seikhlas hati bahawa sememangnya anda sebagai manusia TIADA MEMPUNYAI SEDIKITPUN DAYA UPAYA PUN, SEMUANYA DAYA UPAYA ALLAH yaitu ZAT YANG MELIPUTI SELURUH JASAD dan RONGGA anda.


3. Seterusnya buatlah PENGAKUAN dengan melafazkan KALIMAH SYAHADAH didalam hati tanpa huruf dan tanpa suara sebanyak 3 kali dengan mestasdiqkan dihati pengakuan pengakuan dibawah :-


a. Syahadah Pertama : Aku mengaku bersaksikan diri aku sendiri bahawa Tiada Tuhan Melainkan Allah dan Nabi Muhammad itu adalah Pesuruh Allah.

b. Syahadah Kedua : Aku mengaku bersaksikan diri aku sendiri bahawa Tiada Yang Wujud Dan Nyata Didalam Diri Aku Melainkan Allah Semata-mata dan Akulah Muhammad Menyampaikan Haq Allah. ( Yang mengaku ialah Yang Bersuara itu yaitu Nyawa anda dan yang menjadi saksi ialah Yang Menyampaikan Suara itu yaitu mulut atau Jasad anda )


c. Syahadah Ketiga : Tiada Yang Wujud Didalam diriku dan di seluruh Alam Maya ini melainkan Allah. La Maujuda Illallah.


4. Seterusnya didalam QIAM anda anda berselawatlah didalam hati tanpa huruf dan tanpa suara sebanyak 2 kali. Yang pertama tujukan kepada Junjungan kita Nabi Muhammad bin Abdullah yaitu Bapa Nyawa anda ( Bapa segala Ruh ). Yang kedua tujukan kepada Nabi Muhammad MUSTAFFA Rasullullah yaitu Nyawa anda. ( Nyawa anda ialah Pentajallian Nabi Muhammad – Aku dari Allah kamu semua dari Cahaya Aku – Hadith )


5. Selepas Selawat : Lafazkanlah niat SOLAT anda di-dalam hati ( tanpa huruf dan tanpa suara ) seperti berikut :-


Ya Allah aku solat zuhur ( contoh zuhur ) …. 4 rakaat untuk mengaku, menyatakan dan bersaksi bahawa tiada yang wujud dalam diriku ini melainkan ZatMu, Zatmu adalah Zat aku dan Jasadku adalah SifatMu . Aku adalah Pentajallian Mu ( penampakan zahir ) untuk menunjukkan Sifat Sifat KeagunganMu ( Jalal ) KeindahanMu ( Jamal ) dan KesempurnaanMu ( Kamal )


Dan INGATLAH bahwa perkataan LILLAH HI TAALA yang bermaksud Kerana Allah didalam Lafaz tadi tidak membawa erti kerana Perintah Allah-lah kamu sembahyang tetapi DENGAN Allah-lah kamu sembahyang yaitu dengan KUDRAT dan IRADATNYA seperti yang diajarkanNya kepada kamu semasa menjawab seruanNya didalam Azan.


6. Kemudian TAKBIR ( Allah Hu Akbar ) lah ALLAH disuarakan HU dan AKBAR didalam hati tanpa huruf dan tanpa suara : Semasa melafazkan HU tarik nafas sedalamnya, tahan nafas itu dan ketika itu sebutlah didalam hati : Ya Allah hapuskanlah wujudku didalam WujudMu dan adalah baik jika lafaz AKBAR itu anda lafazkan serentaknya dengan jatuhnya kedua tangan anda menutup pusat anda.


7. Teruskanlah solat anda dengan membaca doa IFTITAH didalam hati tanpa huruf dan tanpa suara. Ketika membaca ayat terakhir janganlah LUPA gantikan pekataan MINAL dengan AWALUL …. Yaitu La Syari-kalahu – wa biza liqa – umirtu- wa –ana – AWALUL MUSLIMIN. ( Tuhanku tidak bersekutu, begitulah yang diperintahkan kepadaku dan akulah orang yang awal awal telah Islam – yang telah awal awal di-islamkan oleh Allah ialah Nyawa anda – semasa Azali lagi . ) teruskan solat anda seperti-mana anda biasa lakukan tetapi hedaklah didalam hati tanpa huruf dan tanpa suara termasuk membaca FATUHAH , ayat dan lain lain..


8 Semasa membaca TAHYAT didalam hati tanpa huruf dan tanpa suara dan ketika melafazkan : Assalamualaika Ai- yuhan - Nabi Warahmatullah – hi – Wabaraa-katu ( Salam sejahtera wahai Nabi semuga diRahmati dan di Berkati Allah ) ingatlah ucapan itu ialah ucapan Jasad anda mendoakan Nyawa anda yaitu Rasulnya ) dan ……. Semasa melafazkan ….. AssalamualaiNA wa –ala – ibadillah – hi – solihin ( salam sejahtera wahai aku, akulah hamba Allah yang soleh ) ingatlah ucapan itu ialah ucapan balasan dari Nyawa anda kepada Jasad anda sebagai SifatNya – Nyawa anda telah mengaku bahawa jasad adalah SifatNya


9. Semasa memberi Salam KEKANAN lafazkanlah didalam hati tanpa huruf dan tanpa suara: Assalamualaikum Warahmatullah – Hi - Wabaraakaatu : Inni – Ana - Zatul – Haq – Innallah ( Salam sejahtera semuga diRahmati dan diBerkati Allah Inilah Aku Zat Allah dan Akulah Allah ( Nyawa itu mengaku dan mengistiharkan RahsiaNya yaitu Nyawa anda itulah Zat Allah : yaitu Allah yang anda cari cari itu )


10. Semasa memberi Salam KEKIRI lafazkanlah didalam hati tanpa huruf dan tanpa suara: Assalamualaikum Warahmatullah – Hi - Wabaraa – kaa - tu – In-ni – Ana - Sifatul – Haq – In - nallah ( Salam sejahtera semuga diRahmati dan diBerkati Allah : Inilah Aku Sifat Allah dan Akulah Allah : Nyawa itu mengaku dan mengistiharkan RahsiaNya bahawa Jasad anda itu ialah SifatNya yaitu Sifat Allah. )


Sekian, jika sekiranya masih lagi berlaku LINTASAN FIKIRAN …. Janganlah anda RISAU kerana anda telahpun menyerahkan diri anda kepada Allah sepenuhnya dan katakanlah kepada DIRI HAKIKI anda bahawa segala lintasan itu adalah Kudrat dan IradatNya jua kerana ianya bukan lakuan atau kemahuan anda sebagai manusia.


SEDIKIT BERKAITAN INTIPATI PUASA / SAUM


Al-Quran merujuk Puasa sebagai SAUM. Mengikut As-Syeikh Abd Qadir Jailani didalam kitabnya Sirrul Asrar, ada tiga jenis Puasa yaitu :-

1. PUASA SYARIAT – yaitu menahan diri dari makan, minum dan bersetubuh pada siang hari sepanjang Bulan Ramadhan.

2. PUASA TARIQAT – yaitu menahan seluruh anggota badan dari segala perbuatan terlarang dan menjauhi sifat sifat tercela seperti ujub, riyak dan sum’ah. Puasa ini dilakukan sepanjang hayat.

3. PUASA HAKIKAT – yaitu menjaga hati dari selain Allah dan menjaga rasa agar tidak mencintai selain Allah. Puasa ini juga dilakukan sepanjang hayat.


Hadith Nabi saw : berkaitan hasil puasa :-

Ramai orang berpuasa tetapi hanya mendapat lapar dan dahaga. Ramai juga yang berpuasa tetapi berbuka dan ramai juga yang berbuka tetapi berpuasa. Maksudnya perut mereka tidak berpuasa tetapi anggota lain dan hati mereka berpuasa yakni mereka sentiasa mengingati dan mencintai Allah. Begitulah tingginya tahap Puasa Tariqat dan Puasa Hakikat hingga dibolihkan makan dan minum disiang hari pada Bulan Ramadhan.

Monday, August 22, 2011

DUNIA SEDANG DILANDA PENYAKIT KRONIK



"Oleh kerana ukuran kita selama ini
tentang baik dun buruk itu berdasarkan
'akli bukan syar'i, ada perkara-perkara
yang menjadi gejala-gejala masyarakat
tidak dianggap gejala seperti pendedahan
aurat, pergaulan bebas, tari-menari yang
bercampur antara lelaki dun perempuan,
gambar-gambar perempuan yang seksi, ia
dibiarkan berleluasa.
Padahal di dalam sesetengah gejala
sosial dia berpunca dari apa yang kita
sebutkan tadi, secara tidak sedar sedikit
demi sedikit merosakkan jiwa."

Dunia hari ini sedang dicengkam oleh gejala jahiliah moden
yang melanda di merata-rata. Sesiapa pun tidak dapat
menafikan bahawa masyarakat dunia sedang ditimpa berbagai
penyakit kronik. Saban hari kita dikejutkan dengan berita-berita
peperangan, pembunuhan, penipuan, rompakan, penyalahgunaan
wang dan kuasa, penindasan, salah guna dadah,
pelacuran, rogol, sumbang mahram, pendedahan aurat, pergaulan
bebas dan lain-lain lagi.

Gejala sosial yang melanda manusia hari ini makin berleluasa
dengan tidak mengira bangsa, agama, keturunan dan
kedudukan. Kesemua peringkat masyarakat daripada kanakkanak
hingga orang dewasa tidak terlepas daripada 'virus'
yang sangat merbahaya ini.

Para cerdik pandai dan pihak-pihak yang berwajib telah
mengusahakan berbagai kaedah untuk mencari formula
mengatasinya, tapi nampaknya seolah-olah usaha-usaha ini
telah menemui jalan buntu. Makin dibendung makin menjadijadi.
Makin dikaji makin berleluasa. Malah kadar jenayah sama
ada jenayah berbentuk kriminal, sosial, ekonomi, politik dan
kekeluargaan makin meningkat di merata dunia.

Di tengah kepesatan pembangunan ekonomi dan teknologi
hari ini manusia hidup dalam serba ketakutan dan kegersangan.
Seolah-olah kemajuan teknologi dan masalah gejala
sosial sama-sama naik. Dunia ini bagaikan tidak menjanjikan
keindahan dan keselamatan lagi. Betapa menderitanya hidup
dalam suasana begini. Bagaikan neraka sebelum Neraka. Umat
Islam juga tidak terkecuali turut terlibat dalam gejala ini.
Dalam iklim dunia yang sedang kritikal ini, di waktu manusia
sedang mencari-cari jalan keluar kepada persoalan ini,
apakah Islam tidak mempunyai formula untuk menyelesaikan
kemelut dunia hari ini? Memandangkan percubaan demi
percubaan melalui segala bentuk formula rekaan fikiran
manusia telah dicuba dalam menangani gejala yang makin
meruncing ini, namun hasilnya tetap mengecewakan.
Segala cerdik pandai, para filasuf, para pendidik, para
pemikir yang telah mencipta pelbagai kefahaman dan ideologi
telah mengerahkan seluruh daya akal fikiran mereka bagi mencari
formula untuk menyelamatkan dunia serta para penghuninya.
Tetapi ternyata akal semata-mata telah gagal dalam
menangani kemelut dunia yang semakin kronik ini.
Maka apabila akal telah buntu, manusia perlu mengubah
semula pola pemikiran mereka dengan mencari jalan keluar
yang te rjamin tepat dan selamat iaitu dengan merujuk kepada
sistem roh. Dalam erti kata lain manusia perlu kembali merujuk
kepada Tuhan, menggunakan sistem Tuhan dan dipimpin
oleh orang Tuhan dalam memulihkan kerosakan masyarakat
yang kian meruncing ini.

Peranan roh sebenarnya cukup penting dalam kehidupan
manusia. Apabila manusia telah meminggirkan peranan roh,
telah lalai daripada pencipta-Nya maka akibatnya manusia
sedang menanggung segala bentuk gejala yang cukup membimbangkan.
Untuk menyelami persoalan ini dengan lebih
jelas kita perlu memahami peranan akal dan roh dalam kehidupan
manusia.

Membangunkan dunia dan kemajuan, tidak sama kaedahnya
dengan membangunkan manusia. Dalam membuat
kemajuan untuk keperluan manusia tidak kira di sudut apa
pun, akal boleh digunakan. Manusia boleh membuat berbagai
percubaan dan eksperimen. Mana yang berjaya diteruskan,
manakala yang gagal ditinggalkan.

Contohnya seorang pemaju dalam membangunkan satu
projek dengan bersandarkan kepada kepakaran akal manusia,
katalah tiba-tiba projek itu gagal, kesannya ialah dia akan menanggung
kerugian. Hasilnya ialah dia tidak berjaya, tetapi
tidaklah sampai membahayakan dirinya atau orang lain.
Hanya sekadar buang masa dan tenaga tetapi tidaklah sampai
menghasilkan side effect yang negatif yang boleh merosakkan
manusia, misalnya hingga berlaku pembunuhan, peperangan,
penzinaan dan lain-lain maksiat lagi.

Berlainan halnya dalam mendidik manusia, ilmunya mesti
pasti. Tidak boleh agak-agak. Tidak boleh berteori-teori dan
tidak boleh sama sekali adanya trial and error. Sebab kalau
tersalah mendidik manusia akan lahirlah penyamun, pembohong,
penzina, pembunuh dan lain-lain lagi. Kalau manusia
telah rosak, sebaik mana pembangunan sekalipun akhirnya
manusia akan merosakannya juga.

Sebab itulah dalam sejarah, untukmembangunkan material
Tuhan datangkan ahli akal atau ahli fikir. Tetapi apabila untuk
membaiki manusia, Tuhan lantik orang rohani yang datang
dari Tuhan seperti para rasul, para nabi, mujaddid dan ulamaul
amilin. Sebab yang datang dari Tuhan itu membawa kaedah,
cara atau formula yang tepat, bukan dicuba-cuba kerana semua
kaedah itu datangnya dari Tuhan. Lihatlah apa yang
sudah terjadi sekarang apabila manusia dididik hanya dengan
bersandarkan akal semata-mata, tidak kembali kepada wahyu,
maka akhirnya lahirlah manusia yang penipu, perompak,
pengganas dan lain-lain.

Oleh itu mengapa kita tidak merujuk kepada formula Tuhan
yang terkandung di dalam ajaran Islam yang ternyata telah
terbukti berkesan satu masa dulu. Di dalam sejarah belum pernah
berlaku ahli fikir melahirkan manusia yang jujur, amanah,
pemurah, pemaaf, berkasih-sayang, bertolak ansur, bertimbang
rasa dan seumpamanya. Malah yang peliknya, orang
yang tinggi akalnya di kalangan para pemikir, filasuf, cerdik
pandai ramai yang bunuh diri. Socrates sendiri pun, seorang
filasuf Yunani yang cukup terkenal satu nlasa dulu turut mati
dengan membunuh diri.

Sedangkan para nabi yang didatangkan oleh Tuhan bilangannya
jauh lebih banyak iaitu 124 ribu, tetapi belum pernah
te rjadi seorang nabi pun membunuh diri. Ini adalah satu fakta
sejarah yang tidak dapat dinafikan. Pernah beberapa tahun
dahulu berlaku di negara kita seorang hakim yang terkenal
dengan kebijaksanaannya dan kehebatan pemikirannya tibatiba
didapati mati membunuh diri. Cuba kita renungkan, sebijak
mana pun seorang manusia itu apabila dia membunuh
diri maka dia hakikatnya telah menjadi sebodoh-bodoh manusia.
Kalau ahli fikir sudah bunuh diri, bagaimana layaknya
mereka hendak mendidik manusia.

Sebab itulah sejarah membuktikan ahli fikir yang menjadi
baik adalah hasil didikan orang rohani. Ahli rohani yang tidak
menggunakan akal, dia masih selamat walaupun tidak dapat
menyelamatkan orang lain tetapi ahli akal yang tidak bersandar
pada roh bukan sahaja dia tidak selamat malah dia juga
akan turut rosak dan merosakkan orang lain walaupun dia
membangun dan bertamadun.

Sejarah telah membuktikan bahawa ramai ahli cerdik pandai
yang sakit jiwa dan gila. Tetapi yang anehnya para rastll, nabinabi
dan para wali tidak pernah mengeluh, tidak pernah gila
atau sakit jiwa dan lebih-lebih lagilah tidak pernah ada seorang
pun membunuh diri. Hidup mereka sentiasa tenang dan damai
padahal mereka menempuh pelbagai rintangan dalam perjuangan
serta diuji dengan begitu hebat. Manakala para filasuf
mereka hanya membawa idea dan pemikiran. Mereka tidak
perlu berjuang dan tidak menghadapi ujian, tetapi itupun ramai
yang bunuh diri.

Ini sekali lagi membuktikan bahawa bersandar pada akal
semata-mata sangat merbahaya lebih-lebih lagi dalam mencari
formula untuk membaiki manusia yang sudah merata kerosakannya.
Untuk itu kita mesti merujuk kepada kaedah Tuhan.

Oleh kerana umat Islam hari ini secara umumnya fikiran
dan jiwa mereka telah rosak; hampir sama dengan fikiran dan
jiwa orang bukan Islam, maka te rjadilah pandangan secara
umum atau pendapat secara umum tentang maksiat atau
gejala sosial. Ada yang diterima bersama dan ada yang tidak
diterima bersama. Ertinya maksiat itu ada yang dianggap
maksiat dan ada yang tidak dianggap maksiat.

1. Maksiat atau gejala sosial yang diterima bersama
Contohnya pembunuhan, merompak, menipu, bergaduh,
berkelahi, berbohong. Ini diterima bersama oleh semua
golongan, bangsa, agama dan etnik.

2. Maksiat atau gejala sosial yang tidak diterima bersama
Contohnya, pergaulan bebas lelaki dm perempuan, ada yang
anggap maksiat dan ada yang anggap tidak maksiat. Zina
pun ada yang anggap maksiat dan ada yang anggap tidak
maksiat. Kalau ia berlaku secara sukarela oleh kedua pihak
maka ia dianggap bukan maksiat dan jenayah manakala jika
ia dilakukan secara paksa barulah dianggap maksiat atau
jenayah. Begitu jugalah dengan gejala homoseks dan lesbian
di sesetengah negara terutama di Barat, ia dianggap sah dan
diberi hak untuk diamalkan, sedangkan dalam Islam ia
merupakan maksiat. Termasuk juga pendedahan aurat yang
berlaku secara berleluasa; ada yang menganggapnya maksiat
dan sesetengahnya menganggap ia bukan maksiat.
Mengikut ajaran Islam, maksiat itu sangat halus. Bukan
sekadar maksiat lahir, malah maksiat batin pun dianggap maksiat
juga seperti sombong, megah, riyak, ujub, hasad dengki,
jahat sangka dan lain-lain. Ia juga dianggap gejala sosial di
dalam Islam, kerana Islam melihat maksiat lahir itu bermula
daripada maksiat batin.

Dengan kata-kata lain, kejahatan yang ada dalam hati atau
kejahatan batin itu adalah pokok maksiat yang akan melahirkan
buah-buah maksiat yang lain. Sebab itulah pencegahannya
pun perlu dibuat secara lahir dan batin.

Tetapi apa yang berlaku hari ini sama ada maksiat yang
diterima bersama atau yang tidak diterima bersama, buahbuahnya
hendak dibanteras tetapi pokoknya ditanam bahkan
disuburkan. Manusia tidak suka maksiat berlaku tetapi pintu
maksiat dan pintu jenayah dibuka seluas-luasnya. Manusia
tidak suka kepada gejala sosial tetapi pintu kepada gejala itu
dibuka seluasnya. Mereka tidak mahu buahnya tapi pokokny
ditanam. Kita tidak suka lahirnya bahaya tetapi jalan kepada
bahaya direntang luas.

Di sini barulah kita sedar walau bagaimana cerdiknya akal
manusia, tetapi dia akan jadi bodoh kalau soal-soal rohaniah
tidak difahaminya. Mengenal pokok maksiat adalah hal-ha1
rohaniah. Ini diperolehi hasil daripada memahami ha1 rohaniah.
Aka1 semata-mata tidak boleh nampak perkara yang seni
lagi tersirat ini.

Sebab itulah dalam Islam faktor roh sangat diambil berat,
kemudian barulah faktor akal. Ini adalah kerana akal hanya
nampak mana maksiat yang side effectnya cepat berlaku dan
diterima bersama. Contohnya jenayah bunuh, rompak,
bergaduh, bakar, tembak dan lain-lain lagi, kesannya cepat
ditangkap oleh akal. Sebab itulah ia dianggap maksiat dan
jenayah. Tetapi pergaulan bebas, membaca majalah lucah,
menonton filem lucah dan lain-lain lagi, side effectnya mungkin
dua tiga tahun lagi. Jadi akal tidak dapat mengesan kemungkinan
itu.

Sebab itulah bila jiwa-jiwa manusia telah menjadi terlalu
rosak, Tuhan akan lahirkan seorang pemimpin rohani, bukan
pemimpin akal. Pemimpin rohani itu sama ada yang bertaraf
rasul atau ulama yang bersifat rasul yang didatangkan oleh
Tuhan bersama dengan kaedah untuk membaiki masyarakat
yang telah rosak di zamannya.

Kaedah untuk menyelesaikan gejala sosial secara asasnya
sama sahaja. Ini adalah kerana gejala sosial yang berlaku dilakukan
oleh manusia, bukan binatang, bukan pokok kayu.

Sepertimana yang disebut oleh Tuhan di dalam A1 Quran:
"Terjadi kerosakan di darutan dun lautan akibat tangan
manusia. " (Surah Ar-Rom: 41)

Perbuatan menipu, ia melibatkan manusia. Membunuh,
berzina, semuanya melibatkan manusia. Sebab itulah kaedah
yang sama diperlukan. Cuba kita contohkan satu aspek sahaja.
Kita hendak bahaskan apa yang berlaku di tengah masyarakat
yang menyusahkan manusia ada tiga kategori:

1. Ada usaha manusia. Walaupun hakikatnya dari Tuhan, tetapi
secara lahirnya ia ada kaitm dengan usaha manusia seperti
membunuh, minum arak, menipu, zina, rasuah, rosakkan
barang orang. Ini adalah gejala yang berpunca dari usaha
atau campurtangan manusia yang menyusahkan manusia.

2. Ada gejala-gejala yang datang bukan dari manusia tapi
menyusahkan manusia juga. Manusia tidak campur tangan
langsung dan ianya sepenuhnya dari Tuhan. Misalnya
banjir, petir, ribut, gempa bumi dan lain-lain. Manusia tidak
usaha, ianya betul-betul dari Tuhan.

3. Di antara campur tangan Tuhan dan manusia. Seperti tibatiba
berlaku banjir di tempat kita yang biasanya tidak banjir.
Mungkin ada projek yang kita buat tidak berhati-hati hingga
menyebabkan banjir. Contoh lagi, kemarau. Mungkin ada
usaha manusia membuat projek dengan tidak berhati-hati
hingga air tidak datang atau hujan tidak turun.

Itu tiga kategori perkara yang selalu menyusahkan manusia.
Yang kedua dan ketiga jarang berlaku, yang selalu berlaku
ialah yang pertama. Ianya berlaku 24 jam tanpa rehat. Inilah
gejala yang dilakukan oleh tangan manusia sendiri.
Cuba kita fokuskan kategori yang pertama yang nampak
lahirnya memang dari manusia seperti rasuah, curi, zina dan
lain-lain. Gejala yang menyusahkan manusia ini adalah dari
manusia, bukan dari binatang, pokok kayu dan gunungganang.
Oleh itu sebelum membahaskan gejala-gejala sosial,
kenalah membahas manusianya dahulu. Bila kita sudah
membahaskan manusia, baru kita fikirkan macam mana hendak
baiki manusia.

Hari ini rata-rata orang membahaskan gejala sosial terlepas
dari persoalan manusia. Padahal yang buat ha1 ialah manusia.
Manusia itu yang nak dikaji. Mengapa gejalanya sahaja yang
kita kaji. Mari kita bahaskan manusia itu terlebih dahulu.
Manusia itu ada fizikal, akal, roh dan nafsu. Tuhan jadikan
manusia tabiat semula jadinya sudah ada benih-benih, sifatsifat,
tabiat-tabiat dan perangai malaikat, haiwan dan syaitan.
Di sinilah dikatakan keadilan Tuhan. Ketiga-tiga sifat telah
ada. Cuma Tuhan memberitahu, yang benih malaikat hendak
disuburkan, yang sifat syaitan hendak dibuang, yang sifat haiwan
bukan dibuang tapi hendak didisiplinkan. Tuhan sudah
memberitahu.

Pemberitahuan Tuhan itulah lambang keadilan Tuhan. Seolah-
olah Tuhan berkata, "Kalau engkau hendak jadi orang
baik boleh, nak jadi orang jahat boleh, nak jadi malaikat boleh,
nak jadi haiwan boleh, nak jadi syaitan pun boleh. Cuma yang
tak boleh ubah muka sahaja."

Bila seseorang itu sudah memilih salah satu perangai, contohnya
perangai syaitan, sama ada sedar atau tidak, akal akan
merancang bagaimana hendak menjadi syaitan. Aka1 hendak
tengok apa kehendak orang itu. Bila keputusan sudah dibuat,
dia akan fikir macam mana hendak jadi syaitan.

Yang memilih untuk menentukan hendak jadi malaikat, haiwan
atau syaitan ialah nafsu. Sebab itulah nafsu jangan dibunuh,
cuma didisiplinkan, dididik, diarah-arah. Hendak jadi
malaikat, haiwan atau syaitan pun dia yang berkehendak.
Kalau nafsu dibunuh manusia tidak akan ada kehendak.
Semasa dia berkehendak menjadi malaikat, beruh-benih sifat
malaikat pun Tuhan sudah tanam, seperti rasa malu, kasih
sayang, bertimbang rasa, rendah diri, belas kasihan. Itu benih-benih
sifat malaikat. Rasa bertuhan itulah benih malaikat.

Manakala benih syaitan antaranya ialah sombong, riyak,
pemarah, adu domba, hasad dengki. Kalau benih binatang
pula seperti banyak makan, tidur, keinginan seks, bergaduh,
pentingkan diri.

Terpulang pada kita hendak jadi malaikat, haiwan atau syaitan.
Ada kala jadi malaikat, ada waktu jadi syaitan atau boleh
jadi kadang-kadang macam malaikat tapi sebenarnya perangai
syaitan. Ada orang yang menjadi malaikat, lepas sahaja wirid
dia tipu orang, rasuah, curi duit bank. Begitulah watak semula
jadi yang Tuhan lakukan bagi manusia ini. Terpulanglah pada
manusia memilih sama ada untuk menyuburkan benih malaikat,
syaitan atau haiwan.

Oleh kerana ciptaan manusia terlalu unik, kalau diserah
pada akal untuk mentadbir, ia tidak akan mampu walau akal
profesor atau doktor sekalipun. Sebab itulah Tuhan datangkan
orang-orang rohani seperti Rasul-rasul, nabi-nabi, para wali
dan orang-orang soleh yang boleh mendidik manusia serta
ulama yang berwatak rasul. Kalau sekadar bersandar pada
akal sahaja ternyata tidak akan mampu. Kerana sudah terbukti
bahawa yang merosakkan manusia semua berpunca dari akal.
Jadi tabiat-tabiat manusia inilah yang berperanan di tengah
masyarakat. Kadangkala tabiat syaitan yang berperanan menyebabkan
manusia jadi sombong, bergaduh, pemarah dan menyebabkan ramai orang susah.

Apabila tabiat binatang yang berperanan maka akan lahirlah
budaya masyarakat haiwan seperti zina, rogol, lesbian, homoseks,
haruan makan anak, sumbang mahram dan lain-lain lagi.
Tak kira halal haram lagi.

Jika tabiat malaikat pula yang berperanan di tengah masyarakat
masya-Allah akan terjadilah manusia berkasih sayang,
bertimbang rasa, tawaduk, redha, pemaaf dan sebagainya. Dia
bukan sahaja dapat manfaat tapi juga dapat memberi manfaat
pada orang lain. Dia senang dan menyenangkan orang lain
pula.

Kalau begitulah, untuk mengatasi gejala masyarakat tidak
kira di aspek mana pun, kaedahnya sama sahaja iaitu manusianya
yang kena dibaiki dulu. Itulah juga kaedah yang dilakukan
oleh Rasulullah SAW sehingga berjaya mencipta sebuah tamadun
rohaniah yang unggul sekitar 1400 tahun yang lalu.