Tuesday, July 12, 2011

TAHAP-TAHAP BERDZIKIR

Dalam upaya pendekatan diri kepada Allah, Selain melaksanakan ibadah-ibadah yang diwajibkan , sebaiknya kita juga melaksanakan ibadah-ibadah lain yang sunnah.. Diantaranya adalah ibadah sholat sunnah, memperbanyak sodaqoh maupun memperbanyak dzikir kepada Allah swt.

Pada kesempatan ini kita akan bahas tentang dzikir. Secara harfiah Dzikir berati ingat, tentu saja ingat kepada Allah swt. Tujuan kita beribadah adalah untuk mengingat kepada Allah.

Karena sesungguhnya dzikir itu diperintahkan oleh Allah untuk mengingat Dia ditiap ruang dan waktu. Ketika malam atau siang, ketika kaya atau miskin, di waktu sehat atau sakit. Singkatnya dalam keadaan apapun dan bagaimanapun, tidak dibatasi uzur apapun.

Dzikir merupakan upaya untuk mensucikan hati kita, dari kotoran-kotoran hati yang dengan sengaja atau tidak telah kita corengkan kepadanya.

Proses Dzikir :

•  * Dzikir Lisan: dzikir ini diucapkan dengan lisan, ada yang melaksanakannya dengan suara keras tapi ada yang lebih suka dengan pelan-pelan.

•  * Dzikir Nafas: dalam melaksanakan dzikir ini pengucapan bacaannya seiring dengan irama keluar-masuknya udara dalam kita bernafas.

•  * Dzikir posisi: melaksanakan dzikir dalam posisi tertentu, tidak bergerak sedikitpun, dalam jangka waktu tertentu pula.

•  * Dzikir qolbu atau hati: dalam dzikir qolbu bacaannya dibaca dalam hati

•  * Dzikir Sirri atau rahasia: Proses dzikir yang satu ini adalah sangat rahasia ketika dzikir ini dilaksanakan hanya pedzikir dan yang dituju (Allah) saja yang tahu. Makhluk lain tidak ada yang bisa mengetahuinya bahkan malaikatpun tidak tahu.

Dalam melaksanakan dzikir-dzikir tersebut haruslah dibimbing oleh Pembimbing yang telah mumpuni ( Mursyid, Guru, atau istilah lain yang banyak sekali).



Dzikir Lisan

Dzikir yang dilakukan oleh lisan, diucapkan oleh mulut, yang di suarakan baik dengan suara yang nyaring ataupun pelan.

Biasanya, yang di dzikir kan berupa bacaan yang intinya permintaan maaf kepada Sang Khalik, dengan harapan untuk mendapatkan Ampunan dari Allah. Ada juga bacaan yang berupa pujian, mengagungkan asma Allah. Diantaranya: Istighfar, subhanallah, Tasbih, Tahlil, tahmid dll.

Pada tahap yang paling awal sebaiknya memperbanyak Istighfar yang dilaksanakan secara Dzikir lisan, dengan harapan Allah berkenan mensucikan diri kita dari dosa-dosa yang dilakukan oleh tubuh atau raga.

Sebab jika kita sejenak merenungkan diri akan apa yang telah kita perbuat selama ini sejak tubuh ini dilahirkan sudah berapa banyak dosa yang telah kita perbuat, baik kita menyadarinya atau tidak. Maka membaca Istighfar secara Dzikir Lisan sangat penting artinya, ini adalah tumpuan awal melangkah untuk menempuh Jalan yang suci ini.

Adab berdzikir secara lisan,

Allah swt adalah Maha Mendengar, jadi ketika kita berdzikir lebih baik dengan suara yang pelan saja. Tapi dengan sungguh-sungguh.

Ketika melaksanakan Dzikir dianjurkan dalam keadaan suci dari hadas besar maupun kecil. Serta suci dari najis.

Mengenai jumlah hitungan dalam berdzikir kepada Allah swt,

Memang Tidak ada salahnya kita menghitung-hitung jumlahnya, sudah berapa banyak kita berdzikir kepada Allah, tapi rasanya kok kurang pas. Alangkah baiknya jika kita tidak disibukkan dalam menghitung-hitung jumlah dzikir, tapi lebih sibuk dalam proses berdzikir.

Janganlah terpaku pada hitungan tapi perbanyaklah sebanyak-banyaknya,. Berdzikir setiap saat, dimana saja, kapan saja.

Cara berdzikir lisan dengan bacaan Istighfar.

Bila sudah terbebas dari hadas dan najis, kita mulai berdzikir, membaca istighfar dengan pelan-pelan, jika biasa menggunakan tasbih silakan aja, tapi disarankan untuk tidak perlu menghitung jumlahnya, karena dapat mengurangi nilai keikhlasan kita dalam berdzikir.


Dzikir Nafas

Maksud dari judul itu adalah Dzikir yang beriringan dengan irama nafas, melaksanan dzikir ketika menghirup dan menghembuskan nafas tanpa melambatkan atau mempercepat irama nafas, jika hal ini dilanggar akibatnya sangat berbahaya bagi tubuh.

Sebelum melaksanakan Dzikir Nafas harus benar-benar menguasai Dzikir Lisan, jika Anda belum membaca Dzikir Lisan sebaiknya Anda Membacaya dahulu sebelum melanjutkan membaca artikel ini untuk menghindari salah tafsir atau salah dalam memahami. Dzikir Lisan

Dalam melaksanakan Dzikir Nafas haruslah didampingi oleh seorang Pembimbing, karena jika ada kesalahan sedikit saja dapat langsung di konsultasikan agar tidak menjadi fatal, lebih bagusnya secara tatap muka. Banyak sekali orang yang tergelincir pada tahap ini gara-gara ia terlalu yakin akan kemampuan dirinya..

Bacaan yang didzikirkan sangatlah beragam tergantung dari tingkatan Salik yang bersangkutan. Jika belum tahu tentang bacaannya cobalah bertanya kepada Guru/ Pembimbing/Mursyid atau apalah Anda memanggilnya.

Pada tahap awal, dalam melaksanakan Dzikir Nafas, sebaiknya dalam kondisi tubuh yang tenang, misalnya duduk, atau tiduran, supaya konsentrasi Anda tidak terganggu. Setelah terbiasa melaksanakannya, silakan saja berdzikir sambil beraktifitas melakukan kegiatan lain. misalnya berkendara atau bekerja.

Ketika Kita menghirup Udara bersamaan dengan itu kita berdzikir kepada Allah, Oksigen yang kita hirup diserap oleh paru-paru dan diikat oleh sel darah merah untuk dibawa ke jantung dari jantung di alirkan ke seluruh tubuh, maka darah dan seluruh anggota tubuhpun ikut berdzikir kepada Allah Ta a’ala.

Jika menanyakan berapa pahala yang diperoleh ? sebagai perbandingan adalah biasanya yang berdzikir secara lisan adalah satu anggota tubuh, sedangkan ini adalah seluruh Anggota tubuh ikut berdzikir kepada Allah, silakan hitung …

Sebenarnya tidaklah Etis mempersoalkan pahala. Di beri pahala atau tidak kita seharusnya tetap beribadah kepada Allah ….


Dzikir Kolbu

Setelah kita membahas Proses Berdzikir, Dzikir Lisan, Dzikir Nafas Selanjutnya kita akan membahas tentang Dzikir Kolbu. Pada tahap ini yang berdzikir adalah hati, atau kolbu. Supaya kolbu lebih “hidup” dalam arti dapat merasakan Kehadiran Illah, Robb.

Dalam menjalani Jalan yang Suci ini, kedudukan dzikir Kolbu adalah sangat strategis karena pada tahap inilah kolbu benar-benar dilatih dan dipersiapkan untuk menerima Pancaran Nur Ilahi. Dan tentu saja untuk dipantulkan kembali, atas ijin Allah Ta’ala. Di awali dengan dzikir lisan, dzikir nafas, baru kemudian kita memasuki dzikir Kolbu. Ambil posisi yang nyaman, duduk atau tiduran juga boleh, diusahakan dalam melaksanakan nya untuk tidak bergerak sama sekali.

Kita dzikir lisan, kemudian Dzikir Nafas, perlahan-lahan bacaan nya kita ucapkan dalam hati seiring dengan irama nafas kita, jangan dipercepat ataupun diperlambat, BERBAHAYA. Tidak ada batasan jumlah atau waktunya. Sampai Kolbu merasakan sesuatu yang sangat berbeda.

Latihan ini dilakukan berulang-ulang selama kurun waktu tertentu dan harus dengan panduan seorang Guru atau Mursyid atau Pembimbing. Jika ada yang menyimpang atau tidak sesuai dengan arah tujuan dapat dengan segera diluruskan nya. Ingat satu hal Jika ada suara-suara yang mengaku sebagai si A atau nabi atau wali A, JANGAN PERCAYA karena itu pasti suara dari Iblis. Maka dari itu kita harus didampingi seorang Pembimbing yang Benar.


Dzikir Kalbu menuju Dzikir Abadi

Orang-orang Islam yang selalu melanggengkan bershalawat Kepada Nabi dan berdzikir kepada Allah swt, niscaya mereka bertambah dekat kepada Allah dan Rasulullah-Nya, seperti sabda Rosullullah:

“Orang yang paling utama bersamaku kelak pada hari kiamat adalah mereka yang palig banyak membaca shalawat untukku.”

Dan Rasulullah saw memperingatkan bilamana mereka tidak berdzikir dan bershalawat di dalam kehidupannya, bahkan melalaikan sholawat dan berdzikir, mereka akan merugi di hari kiamat, sebagaimana sabda beliau Nabi Muhammad saw:

“Tidaklah sesuatu kaum duduk dalam suatu tempat dimana mereka tidak berdzikir kepada Allah Azza wa Jalla serta membaca shalawat kepada nabi saw. kecuali mereka menyesal kelak pada hari kiamat.”

Adapun dzikir kalbu yang langgeng, yaitu dzikirnya para malaikat yang selalu patuh kepada Allah swt. Dan selalu taat melaksanakan tugasnya masing-masing.

Sedangkan manusia harus melalui latihan-latihan dalam melaksanakan dzikir kepada Allah. Di saat latihan-latihan berdzikir tentulah mengalami berbagai rintangan dan hambatan tetapi harus dan tetap tabah, karena rintangan dan hambatan itu sebagai cambuk semangat dalam melaksanakan dzikir kepada Allah, dalam firman Allah dijelaskan disurat Al-A’raf ayat 205-206:

Dan sebutlah (nama) Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan rasa takut dan tidak mengeraskan suara diwaktu pagi dan petang dan janganlah kamu termasuk orang-orang yang lalai
Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada disisi (Allah) (Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkanNya dan hanya kepadaNyalah mereka bersujud.

Dzikir abadi dimulai dari dzikir lisan atau dzikir nafas, bila hatinya tergetar, sekecil apapun getaran di hati / kalbu lalu dikembangkan ke seluruh anggota tubuh. Dan dilanjutkan gerakan kalbu untuk berdzikir kolbu, suarakan kalbumu untuk mengatakan; Allah, Allah, Allah…

Proses itu memerlukan waktu, mungkin hanya satu hari atau dua hari, mungkin juga bisa berbulan-bulan, sampai Anda mengalami pengalaman spiritual dalam dzikir posisi yang di alam sana: memasuki tempat yang maha luas tak terlindungi oleh naungan apapun, tempat itu terbuka amat luasnya terisi oleh para jamaah, yang sedang berdzikir, tempat ini “ladang para jamaah” nya orang-orang yang sedang berdzikir.

Kalau sudah memasuki alam itu berarti kita sudah terpaling ke tempat jamaahNya dimana di dalam al Qur’an ditegaskan disurat Al-Fajr ayat 27-30:

27. hai jiwa yang tenang.
28. kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas (ridlo) lagi diridhaiNya.
30. maka masuklah kedalam jamaah hamba-hambaKu.
30. dan masuklah ke dalam surgaKu.

Alangkah bahagianya kalau kita sudah terpanggil, sepatutnya kita dapat terpanggil seperti yang maksud dari ayat tersebut diatas diterangkan.

No comments:

Post a Comment